Highlight

Begini Cara Indonesia Buat Sendiri Vaksin COVID-19

Pandemi virus corona telah memukul hampir seluruh negara di dunia. Dampaknya begitu besar, merambah ke berbagai sektor kehidupan. 
Selain menerapkan protokol pencegahan, jalan satu-satunya untuk menghentikan wabah adalah dengan menemukan vaksin COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona. 
Namun, pembuatan vaksin bukanlah perkara mudah, butuh perjuangan dan waktu yang tidak singkat. Para ilmuwan di dunia pun saat ini sedang berpacu dengan waktu untuk sesegera mungkin menemukan ‘senjata’ tersebut, tak terkecuali Indonesia. 
Indonesia sendiri telah menggandeng perusahaan PT Biofarma dan PT Kalbe Farma dalam pengembangan vaksin virus corona, yang sisi risetnya dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Indonesia juga telah membentuk tim pengembangan vaksin yang anggotanya tidak hanya Kemenristek, tapi juga melibatkan Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, dan beberapa Kementerian lainnya. 
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, ada tiga opsi yang bisa dipilih ihwal pengembangan dan produksi vaksin COVID-19. Pertama membeli vaksin dari pihak luar. Kedua membuat dan memproduksi sendiri, dan ketiga membuat, memproduksi, dan bekerja sama dengan pihak luar. 
“Indonesia memilih opsi ketiga, jalur paralel istilahnya. Pengembangan vaksin dilakukan secara paralel. Paralel dalam pengertian kita tetap mengembangkan vaksin yang dari awal dikembangkan di Indonesia, yang dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman,” ujar Bambang, Kamis (11/6/2020).
“Vaksin yang digunakan itu berbasis protein rekombinan yang saat ini sedang dalam tahap untuk mengidentifikasi protein yang diujicobakan pada virus. Kelebihan dari metode ini adalah kita hanya mengembangkan berbasis virus yang beredar di Indonesia.” 
Selain mengembangkan vaksin corona sendiri, Indonesia juga memilih untuk bermitra dengan pihak luar. Dalam hal ini, dua perusahaan Biofarma dan Kalbe Farma telah bekerja sama dengan perusahaan farmasi China dan Korea Selatan. 
Biofarma kolaborasi dengan perusahaan asal China, biofarmasi Sinovac. Sedangkan Kalbe Farma bermitra dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine. Keduanya akan segera menggelar uji klinis vaksin virus corona di Indonesia, yang kandidat vaksin yang digunakan dibuat dari virus corona yang sudah dilemahkan dan berbasis DNA.
Kendati begitu, Bambang mengatakan bahwa pada kerja sama uji klinis kali ini, transfer teknologi hanya terjadi diproduksinya saja, tidak pada tahap pengembangan vaksin. Ini tak lain karena kedua perusahaan telah membuat sendiri bibit vaksin berdasarkan virus yang berada di masing-masing negara.
Dengan melakukan opsi paralel, Bambang berharap imunisasi vaksin COVID-19 dapat dilakukan di awal tahun 2021.
“Kita upayakan vaksin ini lebih cepat, bisa diberikan kepada masyarakat tapi tidak meninggalkan kemandirian kita. Jadi itu kunci dari upaya pengembangan vaksin yang kita lakukan,” tambah Bambang.
sumber rri.co.id