Highlight

IDI: Kepercayaan Vaksin Jangan Berdasarkan Merek

 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai vaksin berdasarkan merek atau basis negara, namun harus berdasarkan aspek ilmiah.

"Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya," kata Ketua IDI, Daeng M. Faqih dalam keterangannya, Minggu (10/1/2021).

Kemudian terkait halal haram vaksin COVID-19, Daeng mengakui hal tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat. 

“Hal ini sangat berpengaruh apalagi masyarakat Indonesia termasuk dokter itu mayoritasnya beragama Islam sehingga penjelasan tentang kehalalan itu penting sekali. Jumat lalu (8/1/2021), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal, jadi sudah jelas," paparnya.

Daeng juga meyakini, ada dua strategi prinsip untuk menangani COVID-19. Pertama, menekan kecepatan penularan, yakni menemukan secara cepat orang yang sudah terinfeksi COVID-19 sehingga penularannya dapat dilokalisir.

"Lalu, orang yang sehat berupaya agar tidak tertular dengan cara menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak). Kalau pengawasan disiplin protokol Kesehatan sampai komunitas terkecil, mungkin akan jauh lebih efektif. Tambahan selain menerapkan protokol kesehatan adalah, menjaga daya tahan tubuh melalui mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur," tutup Daeng.