BANGUN KEPEKAAN DIRI AGAR ORGANISASI TETAP TEGAK BERDIRI
Demak, 17 September 2019 pukul 08.00 WIB.
Kepekaan diri atau sensitivitas di zaman millenial sekarang ini di rasa sudah luntur,mulai dari anak-anak remaja dewasa bahkan orang tua sudah tidak memiliki perasaan ini. Egosentrismelah yang sekarang lebih berperan dalam kehidupan bermasyarakat, menganggap bahwa urusan orang lain tidak penting yang terpenting hanyalah diri sendiri . Jika hal demikian terjadi pada suatu organisasi maka yang ada tujuan organisasi sulit untuk dicapai.
Lunturnya kepekaan diri pada organisasi misalnya terlihat salah satu teman dengan beban pekerjaan yang tinggi teman yang lain ringan tapi setelah dia selesai pekerjaannya enggan untuk membantu teman yang beban kerjanya masih tinggi. Kepekaan diri akan memunculkan rasa kebersamaan sehingga disini tidak ada lagi “aku” yang adalah “kami/kita” pekerjaan apapun dianggap pekerjaan organisasi karena kita bagian dari organisasi dan memiliki satu tujuan untuk mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan dalam organisasi.
Sekarang banyak orang pintar dan memiliki kecerdasan yang tinggi dalam hal ini kita sering menyebutnya dengan IQ akan tetapi orang yang memiliki kepekaan diri sangatlah terbatas sehingga yang terjadi adalah tingkat social deliquency yang tinggi, apapun yang ditonjolkan hanyalah rasa KeAKUan saja tanpa memandang lingkungan sosial. Padahal dalam suatu organisasi itu akan mampu tegak berdiri jika memiliki kekuatan tim yang solid dimana masing-masing anggota didalamnya peka terhadap anggota yang lainnya ikut merasakan yang orang lain rasakan.
Organisasi adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan satu yaitu untuk organisasi, tapi manakala orang-orang didalamnya berjalan sendiri-sendiri karena rendahnya kepekaan dalam diri maka organisasi itu tak mungkin mampu untuk tegak berdiri. Untuk itu agar organisasi tetap tegak berdiri maka bangunlah kepekaan diri setiap hari lebur semua rasa keAKUan berganti dengan rasa kebersamaan.
Oleh Nur Chasanah, S.Psi.
Kepekaan diri atau sensitivitas di zaman millenial sekarang ini di rasa sudah luntur,mulai dari anak-anak remaja dewasa bahkan orang tua sudah tidak memiliki perasaan ini. Egosentrismelah yang sekarang lebih berperan dalam kehidupan bermasyarakat, menganggap bahwa urusan orang lain tidak penting yang terpenting hanyalah diri sendiri . Jika hal demikian terjadi pada suatu organisasi maka yang ada tujuan organisasi sulit untuk dicapai.
Lunturnya kepekaan diri pada organisasi misalnya terlihat salah satu teman dengan beban pekerjaan yang tinggi teman yang lain ringan tapi setelah dia selesai pekerjaannya enggan untuk membantu teman yang beban kerjanya masih tinggi. Kepekaan diri akan memunculkan rasa kebersamaan sehingga disini tidak ada lagi “aku” yang adalah “kami/kita” pekerjaan apapun dianggap pekerjaan organisasi karena kita bagian dari organisasi dan memiliki satu tujuan untuk mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan dalam organisasi.
Sekarang banyak orang pintar dan memiliki kecerdasan yang tinggi dalam hal ini kita sering menyebutnya dengan IQ akan tetapi orang yang memiliki kepekaan diri sangatlah terbatas sehingga yang terjadi adalah tingkat social deliquency yang tinggi, apapun yang ditonjolkan hanyalah rasa KeAKUan saja tanpa memandang lingkungan sosial. Padahal dalam suatu organisasi itu akan mampu tegak berdiri jika memiliki kekuatan tim yang solid dimana masing-masing anggota didalamnya peka terhadap anggota yang lainnya ikut merasakan yang orang lain rasakan.
Organisasi adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan satu yaitu untuk organisasi, tapi manakala orang-orang didalamnya berjalan sendiri-sendiri karena rendahnya kepekaan dalam diri maka organisasi itu tak mungkin mampu untuk tegak berdiri. Untuk itu agar organisasi tetap tegak berdiri maka bangunlah kepekaan diri setiap hari lebur semua rasa keAKUan berganti dengan rasa kebersamaan.
Oleh Nur Chasanah, S.Psi.