PEMIMPIN KARISMATIK LAHIR DARI SEBUAH KRITIK
Pimpinan adalah sosok tertinggi dalam suatu organisasi dan pimpinan inilah yang berperan sebagai decision maker.Karena sebutan inilah dikalangan para pegawai sudah tidak asing penyebutan pasal 1 pasal 2 dimana kebenaran selalu kembali kepimpinan.
Era millenial harusnya sudah mulai menghapus adanya pasal diatas karena era millenial semau memiliki peran yang sama karena yang berbicara adalah kompetensi bukan lagi posisi.
Jika masih berlaku adanya pasal 1 pasal 2 lantas dimanakah keberadaan kompetensi yang sekarang ini sering didengung-dengungkan selama ini. Dan ungkapan tersebut muncul bermula dari leader yang tak mau dikritik.
Padahal kritik sebenarnya adalah hal yang membangun dan merupakan masukan yang sungguh luar biasa.Sehingga kritik inilah yang mampu melahirkan seorang pemimpin yang kharismatik.
Penilai obyektif dari seorang leader ada pada bawahannya karena mereka senantiasa bergaul setiap hari dan paham betul tingkah laku dan tabiat dari pimpinannya tersebut.Seperti halnya seorang pemimpin yang kharismatik itupun muncul karena penilaian pegawai yang menganggap bahwa pimpinannya adalah orang yang open dan bukan anti kritik.
Mau menerima saran dan masukan apapun conten didalamnya yang terpenting dia menjadi seorang pendengar yang baik dan senantiasa mempersilahkan para pegawainya untuk mengkritik.Lebih baik kritik dimuka daripada berbicara diluaran sana.
Untuk itu pelajaran bagi kita semua jika ingin jadi leader kharismatik maka terimalah semua kritik walaupun itu datang setiap detik tak perlu menbuat hatimu syirik terima dan syukuri karena itu akan membuat kepemimpinanmu tampak lebih cantik☺