Ditengah Lockdown, Mafia Italia Bagikan Makanan Gratis Untuk Warga Miskin
Kelompok Mafia di Italia dilaporkan ikut membantu mendistribusikan makanan gratis bagi para keluarga miskin. Italia sendiri sejak 9 Maret lalu menetapkan kebijakan lockdown (isolasi/karantina) nasional yang mengharuskan semua warganya untuk tetap tinggal dirumah demi menekan penularan dan penyebaran virus corona.
Dalam beberapa pekan terakhir, muncul video para mafia tengah mengirimkan kebutuhan penting untuk warga Italia yang terdampak kebijakan lockdown. Bantuan tersebut tepatnya dibagikan di daerah Italia selatan seperti Campania, Calabria, Sisilia, dan Puglia yang memiliki banyak warga dari kalangan menengah bawah.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Dalam Negeri Italia Luciana Lamorgese mengingatkan jika mafia Italia bisa mengambil keuntungan dari beban yang dirasakan warga miskin saat lockdown yakni dengan merekrut mereka menjadi anggota.
Aksi sosial yang dilakukan mafia terhadap warga miskin Italia menurutnya, merupakan sebuah taktik agar para bos mafia menampilkan diri sebagai orang yang dermawan tanpa meminta imbalan apa pun.
Penyelidik Anti Mafia dan Kepala Kantor Kejaksaan di Catanzaro Nicola Gratteri mengatakan jika para bos mafia menganggap kota mereka sebagai wilayah kekuasaan. Sama halnya dengan aksi sosial di daerah warga miskin yang saat ini dilakukan.
"Para bos mafia tahu betul untuk memerintah, mereka perlu menjaga orang-orang di satu wilayah dan mereka melakukannya dengan memanfaatkan situasi untuk keuntungan mereka. Di mata orang-orang, bos yang mengetuk pintu menawarkan makanan gratis adalah pahlawan. Dan para bos mafia tahu bahwa dia kemudian dapat mendapat dukungan dari keluarga-keluarga ini bila perlu," ujar Graterri.
Dilaporkan La Repubblica, saudara dari bos mafia Cosa Nostra diketahui membagikan makanan kepada orang miskin diwilayah Palermo. Pria ini kemudian mengonfirmasi melalui Facebook jika aksinya itu sebagai pekerjaan amal. Gratteri mengatakan kupon belanja yang dibagikan pemerintah untuk membantu warga memenuhi kebutuhan dasar tidak mencukupi.
"Selama lebih dari sebulan, toko-toko, kafe, restoran dan klub malam ditutup. Dengan kata lain, jutaan orang yang bekerja di bidang ini tidak menerima gaji selama lebih dari sebulan dan tidak tahu kapan mereka bisa kembali bekerja," ujar Gratteri seperti dilansir The Guardian.
Gratteri mengaku khawatir kondisi tersebut bisa dimanfaatkan oleh para mafia untuk menyediakan layanan dan mengendalikan kebutuhan di tengah keterbatasan kupon belanja yang belum diterima oleh seluruh warga.
sumber http://rri.co.id