Highlight

PIKIRAN NEGATIF SUMBER ENERGI DESTRUKTIF


Siapakah musuh terbesar dalam diri?jawabannya adalah pikiran negatif yang dimunculkan oleh diri sendiri. Pikiran-pikiran negatif merupakan candu dalam kehidupan kita yang semula mungkin tak terlalu kita rasa tapi lama kelamaan akan membuat kita terbuai dan terlena dibuatnya.

Seperti halnya candu pada umumnya pikiran negatifpun ini akan merusak diri. Pikiran negatif yang kita munculkan akan berefek besar dalam kehidupan membuat kaki begitu berat melangkah.

Contoh pikiran negatif yang mungkin dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalkan bangun tidur seharusnya badan terasa segar karena semalaman telah beristirahat.Tapi karena ada sesuatu hal yang masih menjadi beban maka hal tersebut menjadi beban hingga akhirnya terbawa sampai bangun tidur.

Bangun tidur yang seharusnya terasa segar ini sebaliknya begitu terasa berat hingga melakukan aktivitas apapun juga terasa berat dan semuanya menjadi beban. Hingga aktivitas ditempat kerja yang seharusnya menyenangkan juga berubah menjadi tidak menyenangkan dan akhirnya semua yang telah direncakan tak terselesaikan.

Begitu dasyatnya pengaruh pikiran positif dalam hidup begitupun dengan pengaruh pikiran negatif.Jika pikiran positif akan lebih memacu kita lebih produktif sebaliknya pikiran yang negatif akan membuat kita melakukan hal yang konstruktif.Mengingat efek yang ditimbulkan dari kedua pemikiran tersebut maka kitapun hendaknya mampu menghindari berpikiran negarif.

Untuk dapat menghindari maka kitapun harus tahu faktor pemicunya.Ada beberapa faktor pemicu pikiran negetif:spiritualitas yang dangkal,pengalaman buruk masa lalu,tidak memiliki tujuan hidup,memiliki rutinitas negatif,bergaul dengan orang-orang yang negatif,tidak menerima kondisi diri.

Dengan mengetahui faktor pemicu seharusnya kita mampu untuk menghindarinya.Terlebih tak ada hal baik yang kita dapati dengan berpikir negatif.

Tak ada orang lain yang membuat kita susah melainkan pikiran kita sendiri yang enggan untuk berbenah.Hingga akhirnya membuat kaki berat melangkah untuk menggapai hal-hal yang indah.
Oleh Nur Chasanah, S.Psi