MENGGAPAI KEBENINGAN HATI DENGAN PERTINGGI EMPATI
Bulan Ramadhan tak terasa sudah memasuki hari ke 18, sungguh terasa cepat sekali berjalannya bulan penuh berkah maghfiroh ini. Lantas di hari ke 18 ini apa sajakah yang sudah kita lakukan? Jangan sampai kita kehabisan stok berkah dan maghfiroh yang tercurah di bulan mulia ini. Mari mulai muhasabah diri, apakah kita sudah melakukan semua amalan yang diperintahkan untuk menggapai indahnya kemuliaan bulan Ramadhan tahun ini.
Bulan Ramadhan yang sungguh istimewa yang tidak akan kita jumpai di tahun-tahun sebelumnya. Karena pintu surga semakin terbuka lebar untuk kita masuki lewat meningkatkan rasa empati dan social skill terhadap saudara kita yang terkena dampak virus corona. Ingat teman jangan pernah menunggu lebih untuk berbagi tapi senantiasalah berbagi maka akan menjadi berlebih apa yang kau miliki.Sepatah kalimat itulah yang saat ini dapat kita jadikan pijakan untuk menggapai kebeningan hati dimasa pandemic.
Hati adalah cermin diri kita karena dengan hati kita akan mampu melihat siapa diri kita sebenarnya? Hati yang jernih akan mampu menjadikan pribadi yang bersih dimana setiap sikap dan perilakunya senantiasa mengarah pada kebaikan. Hati yang jernih mampu melihat kondisi sekitar dengan jeli dan kejelian inilah diwujudkan dalam bentuk empati. Sebaliknya empatipun akan mampu membuat hati semakin jernih.
Empati adalah salah satu bentuk social skill dimana kita memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sosial kita. Empati ini bisa disandingkan dengan kata ‘care/peduli’ dan empati inilah yamg saat ini sangat dibutuhkan ditengah-tengah pandemic yang sedang melanda negeri tercinta kita ini. Sebagai seorang muslim kitapun diingatkan untuk senantiasa tolong-menolong dalam hal kebaikan dan taqwa kepada sesama kita.
Seperti diterangkan dalam salah satu ayat Al-Qur;an
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya. (Al-Maidah (5): 2).
Dari ayat di atas jelas bahwa Islam adalah agama yang penuh rasa kepedulian, agama rahmatan lil ‘alamin karena mengharuskan pemeluknya untuk berbuat baik. Untuk itu senantiasalah untuk terus meningkatkan empati untuk mengasah kebeningan hati. Ingat bahwa yang kita miliki adalah sebagian adalah hak dari saudara-saudara kita dan sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki adalah manakala orang lain mampu untuk menikmati apa yang kita miliki. Dibulan suci ini mari kita gapai kebeningan hati dengan buat hati selalu terbuka dengan senantiasa merasakan apa yang dirasakan sesama kita, terutama saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita.
oleh Nur Chasanah, S.Psi