Pemerintah Libatkan Pelaku UMKM Bangun Ekonomi Digital
Pemerintah membantu dan melibatkan pelaku usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa terlibat aktif dalam pembangunan
ekonomi digital Indonesia. Bahkan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika berkolaborasi dengan kementerian, lembaga dan ekosistem
digital untuk mendorong agar pelaku UMKM bisa berjualan di platform
digital.
sumber kominfo.go.id
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika
Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan saat ini
Pemerintah tengah memetakan UMKM agar mereka bisa terlibat aktif. “UMKM
perlu dibantu dan Kominfo saat ini sedang memetakan bisnis UMKM seperti
apa yang bisa ditunjang lewat berjualan secara online,” paparnya dalam
Virtual Series #JagaUMKMIndonesia hari kedua dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Sabtu (28/06/2020).
Dalam
diskusi virtual bertema “Kisah Sukses UMKM: Menjawab Masalah di Masa
Pandemi dengan Solusi Kreatif” itu, Dirjen Aptika menyatakan , tidak
semua bisnis yang berlangsung secara offline bisa dikonversi ke online.
"Untuk itu, pemerintah membuat kebijakan yang sifatnya afirmatif guna
membantu UMKM berjualan online agar bisa naik kelas dengan 4 cara, yaitu on boarding, kemudian active selling (increase transaction traffic), lalu scale up business, serta go international market-export," jelasnya.
Menurut Dirjen Semuel, guna mendorong pelaku UMKM dari offline ke online pertama
yang harus dikembangkan adalah memastikan UMKM ini punya produk yang
konsisten kualitasnya maupun juga ketepatan waktu dalam men-delivery.
“Kita bantu UMKM registrasi di marketplace. On boarding
sudah suatu hal. Jadi, mereka sudah masuk dalam bagian dari pada
ekonomi digital tapi kita harus melatih mereka supaya mereka bisa
increase sales-nya,” jelasnya.
Empat Tahap Pengembangan
Dirjen Aptika kembali mengingatkan bahwa tidak semua UMKM offline itu harus di-online-kan. “Jadi kita harus pahami dulu itu, yang bisa di-online-kan sebetulnya adalah metodologinya,” ujarnya.
Menurut Dirjen Semuel, yang bisa dilakukan secara online adalah proses transaksi pembayarannya. Sementara untuk pengambilan atau pengantaran produk tetap dilakukan secara offline, misalnya bekerja sama dengan jasa logistik.
“Umpamanya makan seperti Go-food, itu yang di-online-kan
adalah proses transaksinya dan ada logistik yang mengirim barangnya.
Tadinya kita yang harus datang ke sana, sekarang yang jualan datang ke
kita dengan bantuan ekosistem dan pembayarannya sudah bisa online,” tuturnya.
Saat
ini, bersama platform digital, Kementerian Kominfo telah berhasil
mengantarkan kurang lebih 13 juta UMKM dan IKM yang sudah on boarding. Namun, menurut Dirjen Aptika, tidak cukup hanya dengan on boarding saja.
"Kalau dia sudah on boarding, menurut Dirjen Aptika artinya harus diajari bagaimana jualan online agar bisa meningkatkan penjualannya, bagaimana menggunakan marketing-marketing yang bisa dilakukan di ruang digital," jelasnya.
Menurut Dirjen Semuel, tahapan setelah on boarding, selanjutnya dilakukan pendampingan terhadap marketplace agar dapat meningkatkan transaksi penjualan secara online.
“Kita harus melatih mereka supaya mereka bisa increase sales-nya agar
dapat memperbaiki produknya, selalu melakukan evaluasi, dan berinovasi
terhadap produknya supaya bisa diterima oleh masyarakat dan mampu
bersaing juga,” paparnya seraya menyatakan tahap itu sebagai tahapan active selling.
Selanjutnya, pelaku UMKM memasuki tahapan berikutnya dengan scale up business. Dalam
tahap ini, Kementerian Kominfo membantu pelaku UMKM yang siap
memperbesar skala bisnisnya, Biasanya dalam bentuk penyelenggaraan even
khusus UMKM oleh marketplace.
“Jika ini
dilakukan, maka kita akan bisa menembus pasar itu. Nah, UMKM kan nggak
selamanya harus menjadi UMKM. Kita juga mempunyai program bagaimana scale up mereka sehingga bisa menjadi suatu industri yang berkembang baik dari segi size-nya
ataupun dari jenis-jenis produk-produk yang mereka hasilkan,” tutur
Dirjen Aptika dalam video yang juga disaksikan 1.676 penonton.
Kepada
para pelaku UMKM, Dirjen Semuel meminta jangan khawatir atas persaingan
yang terjadi. Bahkan secara khusus mendorong pelaku UMKM fokus pada apa
yang dilakukan dan selalu memperbaiki produk-produk.
"Harapannya juga nanti, karena ini sifatnya market
global yang namanya ekonomi digital kalau kita sekali masuk ke ruang
digital produk kita bisa dilihat oleh seluruh dunia," ungkapnya
optimistis.
Menurut
Dirjen Aptika, sebelum masuk tahapan global, pelaku UMKM harus
menyiapkan diri. Pasalnya, ketika produk UMKM sudah ada di ruang
digital, maka peluang terjual makin besar.
"Harus
menyiapkan diri karena persaingan yang juga kejam. Untuk itu perlu
konsistensi dari mutu produk barangnya. Harus dipertahankan katakanlah
kalau ada orang pesan terus mendapatkan barang yang tidak sesuai, brand kita langsung turun. Kita tidak lagi dipercaya,” paparnya.
Jangkau Pasar Internasional
Pada
tahapan akhir, Dirjen Semuel menjelaskan pelaku UMKM bisa menjual
produk dalam pasar internasional. Menurutnya, Kementerian Kominfo
memfasilitasi UMKM yang siap menjangkau pasar internasional dengan
melakukan ekspor produk melalui marketplace.
"Kalau scale up-nya naik, kita dorong menjadi go international. Produk-produk kita bisa dijual di pasar internasional," ungkapnya.
Dirjen
Aptika menyampaikan program UMKM dilakukan dengan melibatkan instansi
pemerintah seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif. "Dan saat ini sedang dikoordinasikan oleh Kemenko
Maritim dan Investasi untuk menggiatkan lagi suatu kampanye bagaimana
bangga terhadap buatan Indonesia," ujarnya.
Gerakan
Bangga Buatan Indonesia yang diinisiasi Pemerintah, menurut Dirjen
Semuel membutuhkan upaya pelaku UMKM untuk maju. “Bangga itu adalah
suatu perbuatan, tetapi memperbaiki produk supaya berkualitas itu adalah
hal lain yang harus kita lakukan. Ini dalam rangka menuju Indonesia
Digital Nation. Jadi harus bermartabat, berkeadilan, dan juga harus
mampu UMKM kita berdaya saing,” tandasnya.
Selain
Dirjen Aptika, Virtual Series tentang UMKM ini menghadirkan pembicara
antara lain Pendiri Jahitin.com Asri Wijayanti, Mitra UMKM Orrinda
Fardiana, dan Direktur Utama Tumbasin.id Bayu Mahendra.sumber kominfo.go.id