Highlight

Fakta-Fakta Kalung 'Ajaib' Anti Virus Corona

Para Ilmuwan dunia, termasuk Indonesia terus berupaya menciptakan obat dan vaksin virus corona (COVID-19) guna mencegah penyebaran dan penularan yang tak kunjung usai.
Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) turut menciptakan kalung 'ajaib' yang diklaim sebagai kalung anti virus corona.
Kalung berbasis eucalyptus atau biasa disebut sebagai daun atsiri ini, merupakan produk inovatif hasil dari pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan).
Bahkan rencananya, kalung antivirus corona gebrakan Kementan ini, akan di produksi secara masal pada Agustus 2020 mendatang.
Berikut RRI rangkum beberapa fakta-fakta mengenai kalunganti virus corona ini, yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Kalung Virus Corona Berbasis Daun Atsiri 
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kalung anti virus corona berbahan atsiri ini, sudah memiliki hasil pengujian eucalyptus terhadap virus influenza, virus Beta, dan gamma corona yang menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.
"Insyaallah ini akan berhasil. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk takut terhadap virus ini, tetapi kita juga harus terus waspada. Saya berharap inovasi ini bisa cepat dibagikan kepada masyarakat luas," kata Mentan.
Kalung virus corona sendiri, memiliki tampilan pada kemasan luar berupa lubang, ketika dipakai akan mengeluarkan aroma eucalyptus yang kuat.
Hasil pengujian Balitbangtan menyimpulkan bahwa paling efektif membunuh virus corona yaitu tanaman eucalyptus dengan kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
2. Akan Diproduksi Massal Oleh Kementan
Kementan akan memproduksi massal kalung antivirus corona ini dalam waktu dekat dengan mengandeng PT Eagle Indo Pharma, salah satu perusahaan pembuat minyak angin.
Direncanakan produksi massal ini akan dilakukan pada Agustus 2020 mendatang.
Adapun ketiga produk yang sudah dipatenkan dan siap diproduksi massal di antaranya terdiri dari inhaler, balsem atau sebagai minyak tetes biasa yang dapat diteteskan di mesin diffuser, hingga kalung antivirus Corona dengan nomor paten sebagai berikut:
- Aromatik Antivirus berbasis Minyak Atisiri dengan nomor pendaftaran paten P00202003578
- Ramuan Inhaler Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003574
- Ramuan Serbuk Nano Encapsulated Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580
3. Manfaat Atisiri Dapat Membunuh Virus Corona
Kalung anti virus corona berbasis Atsiri ini, dilaporkan dapat membunuh 42 persen virus corona jika dipakai selama kurang lebih 15 menit.
"Ini sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen. Ini ada roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup lukanya," ujar Mentan.
Atsiri bersifat antimikroba, menyembuhkan pilek dan masalah pernapasan, meredakan sakit tenggorokan dan perawatan gigi.
Selain itu Atsiri juga bermanfaat untuk infeksi dan luka jamur, obat nyamuk, pereda sakit dan paling penting dari semuanya yakni merangsang kekebalan tubuh. Mentan turut menyebutkan bahwa eucalyptus berfungsi menghilangkan lendir dan mual.
4. Sudah Diuji Coba Pada Beragam Jenis Virus 
Menurut Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry, hasil penelitian ilmiah terhadap eucalyptus tersebut telah dilakukan lama di laboratorium yang mengantongi sertifikat level keselamatan biologi (Biosavety) Level 3 (BSL3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.
"Minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi," jelas dia.
Berdasarkan hasil uji molecular docking dan uji vitro di Kementan, minyak atsiri eucalyptus citridora dapat menginaktivasi virus avian influenza atau biasa dikenal flu burung subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus sehingga mempunyai kemampuan antivirus.
"Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona model yang digunakan. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus," katanya.
5. Kalung 'Ajaib" Anti Virus Corona Tau Pujian dan Kritik Dari Berbagai Kalangan
Berdasarkan laporan, hasil uji laboratorium antivirus berbasis eucalyptus yang diluncurkan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendapat respon positif dari masyarakat.
Namun juga terdapat beberapa pihak yang mempermasalahkan hal ini. 
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio mengatakan, antivirus berbahan dasar eucalyptus ini lebih tepat disebut sebagai terapi herbal.
Klaim yang muncul tentang dapat 'membunuh virus', harus diuji dengan virus yang spesifik.
"Kalau toh dia punya misalnya dia pernah mencoba itu sebagai antivirus, misalnya digunakan untuk virus apa? Tapi yang saya yakin itu bukan virus Corona (COVID-19), karena yang mempunyai isolat virus SARS-COV-2 hingga saat ini di Indonesia belum ada," kata Prof Amin.
Selain itu, efek dari eucalyptus yang diklaim antivirus Corona pun belum terlihat. Prof Amin juga menilai kemungkinan besar manfaat dari eucalyptus lebih kepada meningkatkan kekebalan atau sistem imunitas tubuh.
sumber rri.co.id