Implementasi 5G, Menkominfo Siapkan SFR dan Pengalihan Investasi Satelit
Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah menyiapkan
spektrum frekuensi radio (SFR) untuk kebutuhan implementasi 5G. Menurut
Menteri Kominfo Johnny G. Plate transformasi digital di Indonesia saat
ini membutuhkan frekuensi 2047 Mhz sampai dengan tahun 2024.
:Saat
ini Indonesia sudah mempunyai 737 Mhz dan perlu melakukan farming dan
refarming frekuensi sebanyak 1310 Mhz sampai 2024 untuk semua level,
baik lowerband, coverage layer dan superband. Dalam rangka itu tentu
pada saat farming dan refarming frekuensi itu juga untuk kebutuhan
deployment (pembangunan infrastruktur telekomunikasi) dari 5G," tutur
Menteri Johnny usai Konferensi Pers mengenai Hasil Pertemuan dengan Duta
Besar Qatar untuk Republik Indonesia Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti,
di Ruang Serbaguna Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu
(15/07/2020).
Menteri Kominfo menjelaskan untuk 5G
sendiri, Indonesia membutuhkan sekitar 1880 Mhz. Oleh karena itu, kepada
semua operator seluler Menteri Johnny menyampaikan setelah trial yang
sedang berlangsung saat ini sukses di frekuensi ultra high.
"Untuk
medium dan lowerband sudah pasti berhasil. Nah kami mengundang semua
(operator seluler) untuk mulai mempersiapkan pembangunan 5G, termasuk
didalamnya Indosat dan Ooredoo," kata Menteri Johnny.
Menteri Kominfo menyatakan bahwa
Indosat dan Ooredoo baru saja meluncurkan satelit untuk menggantikan
Satelit Palapa D yang selama ini digunakan untuk kepentingan penyiaran
di Indonesia. Namun demikian, masa orbit Satelit Palapa D akan segera
berakhir di bulan Agustus sehingga perlu diganti.
"Di mana terdapat 27 lembaga penyiaran yang menggunakan Satelit Palapa D. Satelit
penggantinya disebut dengan Satelit Nusantara II yang diluncurkan
beberapa bulan yang lalu tetapi gagal sampai mencapai orbit sehingga
sekarang kosong," ujarnya
Menteri Johnny sendiri baru
mendapatkan informasi dari ITU (International Telecommunication Union),
yang telah mengabulkan permintaan pemerintah Indonesia untuk tetap
mempertahankan slot orbit 113 derajat untuk Indonesia menempatkan di
satelit baru nantinya.
"Akan tetapi karena Indosat dan
Ooredoo memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis satelit, maka tentu
kami harus mencari yang satelit-satelit provider yang baru nantinya,"
jelas Menteri Johnny
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Dubes Qatar Fawziya Edrees, Menteri Kominfo menyampaikan jika Indosat
dan Ooredoo yang tidak melakukan kerja sama investasi di satelit, maka
Pemerintah berharap mengalihkan investasinya untuk meneruskan
pembangunan infrastruktur ICT.
"Saya
baru tadi pagi aja baru dilaporkan bahwa kamu slot itu tetap untuk
Indonesia, tentu habis ini kita akan bicarakan supaya mengisi satelitnya
sesuai jadwal sampai tahun 2024 untuk berbagai kepentingan, secara
khusus tentu untuk kepentingan telekomunikasi, baik itu C, KA maupun KU
band, itu yang kita siapkan," pungkasnya.
sumber kominfo.go.id