Pesan Presiden Jelang Hari Kemerdekaan RI: Bersyukur, Berbenah Diri, Sigap Menghadapi Tantangan Covid-19
Presiden Jokowi mengatakan meskipun peringatan hari Kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun yang akan jatuh pada tanggal 17 Agustus 2020 mendatang biasanya dirayakan penuh antusias namun akibat masa sulit Covid-19, harus berubah total. Tetapi bagaimanapun, Indonesia tetap harus bersyukur karena 215 negara lainnya juga bernasib sama, sedang menghadapi krisis pandemi ini dengan total lebih dari 20 juta kasus di dunia.
"Semua yang sudah kita rencanakan tersebut harus berubah total. Semua ini tidak boleh mengurangi rasa syukur kita dalam memperingati 75 Tahun Indonesia Merdeka. Sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali sedang menghadapi masa sulit ditengah pandemi Covid-19. Dalam catatan WHO sampai dengan tanggal 13 Agustus kemarin, terdapat lebih dari 20 juta kasus di dunia," tegasnya pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, Jumat (14/08).
Hal ini mengakibatkan krisis perekonomian dunia terparah dalam sejarah. Efek ini merambat ke Indonesia dimana pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 2,97%, namun di kuartal kedua minus 5,32%. Semua negara berusaha menata ulang semua sistem ekonominya untuk pulih dari kondisi ini.
"Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97%, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32%. Ibarat komputer, kita harus melakukan re-start, re-booting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya," jelasnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa pandemi ini adalah momentum untuk berbenah diri.
"Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan termasuk kesehatan dan pendidikan," tambahnya.
Ia menggelorakan semangat untuk berfokus pada cita-cita menjadi negara maju 25 tahun ke depan dari sekarang dimana Indonesia saat ini tercatat sebagai negara Upper Middle Income Country.
"Pada usia ke-75 ini kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. Dan 25 tahun lagi pada usia seabad Republik Indonesia kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," tegasnya penuh semangat.
Ia melanjutkan, Indonesia harus melakukan reformasi fundamental dalam cara bekerja. Kesiap-siagaan dan kecepatan kita diuji, mengevakuasi Warga Negara Indonesia dari wilayah pandemi di Tiongkok. Menyiapkan rumah sakit, rumah isolasi, obat-obatan, alat kesehatan dan mendisiplinkan protokol kesehatan. Semuanya harus dilakukan secara cepat, dalam waktu yang sangat singkat.
Oleh karena itu, ketika krisis kesehatan tersebut berdampak pada perekonomian nasional, pemerintah harus cepat bergerak, memberi bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi & diskon tarif listrik, BLT Desa, subsidi gaji.
Selain itu, membantu UMKM memperoleh restrukturisasi kredit, banpres produktif berupa bantuan modal darurat & membantu pembelian produk-produk mereka. Membantu tenaga kerja korban PHK antara lain melalui Bantuan Sosial dan Program Prakerja.