https://demakkab.go.id/?p=16614
DEMAK – Seni tari barong atau kesenian barongan selalu menarik perhatian orang untuk melihatnya. Meskipun penampilanya sangat menyeramkan seperti harimau raksasa yang sedang marah namun tetap diminati, dari anak hingga orang dewasa selalu merubung kesenian rakyat ini.
Seni barongan biasanya tampil dengan membawakan sebuah cerita dengan melibatkan banyak pemain.
Di
kabupaten Demak dikenal grup barongan kusumojoyo yang bermarkas didesa
Gebang kecamatan Bonang. Ada juga grup barongan putro turonggo, grup
kademangan juga bermarkas didesa tersebut dan dulunya satu managemen
dengan Kusumojoyo.
Kusumojoyo berdiri tahun 1990 pencetusnya Hartono dengan memiliki anggota sekitar 20 orang.
Ditemui
pada Kamis (16/9) ketua pedepokan kusumojoyo Hartono mengatakan “ Dulu
awal terbentuknya kesenian ini hanya guyonan semata atau mengisi waktu
luang dengan tujuan untuk melestarikan budaya yang ada di Demak. Awalnya
anggota hanya sekitar 20 orang dan pertama kali tampil dibayar sekitar
Rp. 16.000, “.
” Tapi Sekarang anggotanya berjumlah sekitar 80 orang mereka juga
berasal dari desa lain dan kebanyakan para pemuda desa” jelasnya.
Banyaknya
orderan kesenian barong menjadikan kusumojoyo semakin dikenal banyak
orang. Banyak sekali tampil oada event event resmi acara yang di
sekenggarakan pemerintaha.
” Kami sering tampil di berbagai kota tetangga, juga TMII Jakarta , Denpasar Bali. Tak sedikit tampil acara seperti aqiqahan, khitanan, walimahan, hingga karnaval dan perlombaan yang mewakili kota Demak”. Jelas Hartono.
Namun dimasa pandemi order pentas yang sudah masuk urung dilaksanakan, ” semestinya ada 40 order pentas namun adanya wabah nasional korona semua harus dibatalkan”
Ditambah dewasa ini harus berkompetisi antar grup kesenian barong yang juga tumbuh banyak , untuk itu dirinya harus pandai menghadapi kompitisi diera kompetitif ini dengan memeneg penampilan dan dengan konsep cerita yang lebih menarik lagi. Hartono berharap pandemi cepat berlalu agar kesenian barong kusumojoyo bisa main kembali.