SAATNYA PERTINGGI EMPATI KURANGI KERAS HATI KETIKA CORONA MENJANGKITI
Demak, 24 Maret 2020 Hari Selasa Pukul 14.30 WIB.
Tiap hari media ramai-ramai membicarakan corona, makhluk kecil tapi memberikan efek yang luar biasa. Membaca berita yang beredar membuat hati menjadi miris dan prihatin terhadap kejadian yang melanda dunia. Belajar menempatkan diri menjadi mereka yang berjuang melawan virus corona dan para pejuang kemanusiaan yang nyawanya menjadi taruhan dalam memberantas virus yang sungguh dasyat ini.
Saatnya hati nurani terketuk oleh virus yang tiap hari semakin mengamuk. Jika mungkin di hari biasa kita matika empati kita menghidupkan rasa egoism yang ada, sekarang saatnya kita hidupkan kembali empati tersebut. Ikutlah merasakan apa yang saudara kita rasakan tak perlu berkeras hati, jika sekarang pemerintah mengkampayekan lock down maka patuhilah, itulah salah satu bentuk empati kita terhadap saudar-saudara kita.
Jika banyak saudara kita para tenaga medis mengkampayekan KITA TETAP DIRUMAH DEMI MEREKA itu salah satu ungkapan yang sungguh menyayat hati, ketika kita keluar rumah hanya karena alasan bosan dengan rutinitas rumah setiap harinya. Maka sungguh egoisnya diri kita dimana hati nurani kita tempatkan saat ini. Bukalah mata hati lebar-lebar saudara kita para tenaga medis mereka rela tinggal di Rumah Sakit tak bisa pulang ke rumah melihat keluarga mereka untuk menangani mereka yang terkapar virus corona. Sedangkan kita yang dihimbau tetap tinggal dirumah kumpul bersama keluarga kita enggan melakukannya.
Bosan tinggal dirumah? jawaban semua orang pasti sama “iya” lantas apakah dengan bosan ini kita menari-nari diatas duka para saudara kita pantaskah kita melakukan ini?. Selanjutnya kita mengatakan itu sudah resiko pekerjaan, tampaknya itu tidak bisa dibenarkan. Setidaknya walaupun setiap pekerjaan ada resikonya tapi kita retap berusaha memperkecil resiko yang ada. Apalagi ini resikonya adalah taruhan nyawa.
Sudah saatnya kawan kita buka mata hati dan pikiran kita bersama-sama saling menguatkan karena hanya dengan hati yang mampu menyelesaikan masalah yang sekarang ini sangat menyayat hati. Bersama-sama kita bisa berantas corana dengan senantiasa tetap positif thinking agar kondisi tidak semakin genting.
Tiap hari media ramai-ramai membicarakan corona, makhluk kecil tapi memberikan efek yang luar biasa. Membaca berita yang beredar membuat hati menjadi miris dan prihatin terhadap kejadian yang melanda dunia. Belajar menempatkan diri menjadi mereka yang berjuang melawan virus corona dan para pejuang kemanusiaan yang nyawanya menjadi taruhan dalam memberantas virus yang sungguh dasyat ini.
Saatnya hati nurani terketuk oleh virus yang tiap hari semakin mengamuk. Jika mungkin di hari biasa kita matika empati kita menghidupkan rasa egoism yang ada, sekarang saatnya kita hidupkan kembali empati tersebut. Ikutlah merasakan apa yang saudara kita rasakan tak perlu berkeras hati, jika sekarang pemerintah mengkampayekan lock down maka patuhilah, itulah salah satu bentuk empati kita terhadap saudar-saudara kita.
Jika banyak saudara kita para tenaga medis mengkampayekan KITA TETAP DIRUMAH DEMI MEREKA itu salah satu ungkapan yang sungguh menyayat hati, ketika kita keluar rumah hanya karena alasan bosan dengan rutinitas rumah setiap harinya. Maka sungguh egoisnya diri kita dimana hati nurani kita tempatkan saat ini. Bukalah mata hati lebar-lebar saudara kita para tenaga medis mereka rela tinggal di Rumah Sakit tak bisa pulang ke rumah melihat keluarga mereka untuk menangani mereka yang terkapar virus corona. Sedangkan kita yang dihimbau tetap tinggal dirumah kumpul bersama keluarga kita enggan melakukannya.
Bosan tinggal dirumah? jawaban semua orang pasti sama “iya” lantas apakah dengan bosan ini kita menari-nari diatas duka para saudara kita pantaskah kita melakukan ini?. Selanjutnya kita mengatakan itu sudah resiko pekerjaan, tampaknya itu tidak bisa dibenarkan. Setidaknya walaupun setiap pekerjaan ada resikonya tapi kita retap berusaha memperkecil resiko yang ada. Apalagi ini resikonya adalah taruhan nyawa.
Sudah saatnya kawan kita buka mata hati dan pikiran kita bersama-sama saling menguatkan karena hanya dengan hati yang mampu menyelesaikan masalah yang sekarang ini sangat menyayat hati. Bersama-sama kita bisa berantas corana dengan senantiasa tetap positif thinking agar kondisi tidak semakin genting.