Di Tengah Pandemi, Donald Trump dengan WHO Berseteru
Hari Jumat kemarin, Amerika tercatat sebagai negara dengan angka
kematian tertinggi di dunia akibat virus COVID-19, yakni 4.491 kematian
per hari. Angka yang fantastis, tentu saja membuat President Amerika
Serikat frustasi sejak angka kematian akibat COVID-19 di Amerika sudah
tak bisa dikendalikan.
Sebelumnya, ketika
keadaan korban terinfeksi dan meninggal akibat COVID-19 di Amerika sudah
tidak terkontrol, Trump banyak menerima tekanan dari dalam negeri,
dianggap lalai tidak serius menangani COVID-19 sejak awal pandemi itu
menyerbu Amerika, sehingga berujung pada angka kematian yang sulit
dikendalikan.
Trump lalu menyalahkan WHO yang
dianggap tidak optimal dan keliru menangani kasus COVID-19, lambat
mengenali bahaya pandemi itu, menutup-nutupi informasi yang salah dari
Tiongkok.
Hal ini menyebabkan tindakan Amerika
juga berbeda sejak awal penanganan kasus COVID-19. Tidak berhenti
sampai disitu, Trump kemudian memutuskan untuk menghentikan dukungan
dana Amerika untuk WHO yang selama ini sudah diberikan. Seperti
diketahui, 15 persen dari total anggaran WHO adalah dukungan dari
Amerika. Tahun 2019 Amerika menyumbang dana lebih dari 400 juta dollar
untuk WHO.
Berbagai pihak dalam dan luar
negeri kemudian menyayangkan langkah itu. Dalam kondisi pandemi COVID-19
yang melanda dunia, tentu WHO membutuhkan dana yang lebih besar dari
anggaran normal.
Kini justru Amerika
menghentikan dukungan dananya. Perseteruan Donald Trump dengan WHO dalam
kondisi seperti sekarang tentu dirasakan kontraproduktif.
Tidak
ada yang diuntungkan dengan sikap yang diambil Trump menghentikan
pemberian dana kepada WHO saat ini. Bahkan Amerika yg saat ini dalam
posisi kewalahan menangani dampak COVID-9 seperti sekarang, sebenarnya
juga butuh peran maksimal WHO. Dampak awal dari sikap Trump adalah
kinerja WHO sedikit banyak akan terganggu.
Dalam
kondisi pandemi global seperti sekarang, WHO mengambil peran penting
untuk memberi komando langkah antisipatif dan kuratif yang harus diambil
suatu negara menghadapi pandemi COVID-19. Dan dengan pemotongan
dukungan dana dari Amerika, peran itu akan berjalan tidak maksimal.
Beberapa
Pimpinan Negara mengecam langkah yang diambil Trump. Namun sampai hari
ini, Trump masih tetap dengan keputusannya. Berseteru dalam kondisi
darurat sangatlah tidak elok. Saling menyalahkan didalam kapal yang
bocor hanya mempercepat kapal karam dan semua penumpang tenggelam
bersama-sama. Butuh sikap kenegarawanan, bukan Pimpinan Perusahaan untuk
melalui krisis ini.
sumber rri.co.id