Kemenperin Fokus Genjot Produktivitas Industri APD Nasional
Kementerian
Perindustrian fokus mendorong pengoptimalan produktivitas industri alat
pelindung diri (APD) sebagai upaya penanganan pandemic Covid-19 di
dalam negeri. Kebutuhan APD di domestik kian meningkat, terutama untuk
memenuhi permintaan tenaga medis, mengingat semakin bertambahnya
penderita penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru tersebut.
“Produsen
APD tengah menghitung kemampuan produksinya hingga 6-8 bulan mendatang.
Perhitungan ini akan disesuaikan dengan jadwal distribusi ke setiap
pengguna, seperti rumah sakit yang memang sangat memerlukan,” kata
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT)
Kemenperin, Muhammad Khayam di Jakarta, Selasa (31/3).
Khayam
menyebutkan, dalam kondisi normal atau ketika belum adanya wabah
Covid-19, industri APD di dalam negeri memproduksi sebanyak 1 juta unit
per bulan. “Namun, kondisi saat ini, kebutuhan APD jadi terus meningkat.
Oleh karena itu, kami juga mendorong para pelaku industri tekstil agar
ikut berperan untuk memproduksi APD,” ungkapnya.
Kemenperin
memberikan apresiasi kepada pelaku industri tekstil di tanah air yang
turut berpartisipasi tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong
kinerja industri tekstil dalam negeri di tengah tekanan kondisi ekonomi
global.
“Dengan
keterlibatan industri tekstil itu, sehingga kapasitas produksi APD kita
bisa lebih dari 17 juta unit per bulan. Kami proyeksi, hingga bulan Mei
2020, kebutuhan APD dalam negeri sekitar 3-5 juta unit,” paparnya.
Saat
ini, Indonesia memiliki 28 produsen APD dengan total kapasitas produksi
hingga 17,8 juta unit per bulan. Dari 28 produsen APD tersebut, lima
perusahaan sedang menggenjot produksinya, sedangkan sisanya dalam
persiapan dan ditargetkan dimulai awal April 2020.
“Kami
optimistis produksi APD bisa cepat diproduksi, karena kebutuhan bahan
baku sudah tersedia. Pada akhir April 2020, diperkiraan 5-10 juta APD
bisa didistribusikan,” imbuhnya.
APD
yang sedang dibutuhkan meliputi pakaian, tutup kepala, masker, handuk,
sarung tangan, pelindung kaki, pelindung tangan dan kacamata pelindung
wajah (goggles). Dalam upaya memasok kebutuhan APD ini,
Kemenperin terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan.
Diversifikasi produk
Direktur
Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh
menjelaskan, penambahan produksi APD di dalam negeri berasal dari
sejumlah perusahaan eksisting yang mendiversifikasi produknya, termasuk
di sektor industri tekstil. “Kami berharap, produsen ini akan mampu
memenuhi produksi 16-17 juta unit APD per bulan dan untuk baju medis
atau surgical gown sebesar 508.800 paket per bulan,” tuturnya.
Selanjutnya,
kebutuhan masker dalam menghadapi pandemic Covid–19 ini diperkirakan
mencapai 162 juta buah per bulan. Sementara itu, kapasitas produksi di
dalam negeri sebesar 131 juta per bulan.
Pelengkap
lainnya, yaitu sarung tangan karet, mampu diproduksi di dalam negeri
dengan kapasitas nasional sebesar 8,6 miliar buah. Jenis sarung tangan
yang dihasilkan pada umumnya berupa medical gloves, seperti examination gloves dengan persentase produksi 97% dan surgical gloves 3%.
Sarung tangan karet berjenis surgical
memiliki ukuran yang lebih detail dengan sensitivitas lebih tinggi.
Pembuatannya menggunakan standar tinggi, karena penggunaan untuk proses
operasi atau tindakan yang memerlukan prosedur sensitif dan steril.
Sebelumnya,
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengemukakan, diversifikasi produk
yang dilakukan oleh industri tekstil dalam rangka penanganan Covid-19,
menjadi salah satu cara cepat dalam pemenuhan kebutuhan APD dan masker
yang sangat tinggi saat ini. “Hal ini diyakini dapat menjadi solusi
untuk mempertahankan kinerja industri tekstil di tengah menurunnya pasar
dalam negeri,” terangnya.
Sekretaris
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin
Yulia Astuti menambahkan, sejumlah Balai Diklat Industri (BDI) di bawah
BPSDMI Kemenperin juga mampu memproduksi APD dengan standar untuk tenaga
medis yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
“APD yang kami produksi antara lain masker non-medis, face protector,
baju pelindung, dan sarung tangan karet. Produksi APD ini merupakan
kerja sama BDI Kemenperin dengan berbagai politeknik spesialis yang ada
di berbagai wilayah di Indonesia,” paparnya.
Sebelumnya, sejumlah unit pendidikan di bawah BPSDMI Kemenperin berinisiatif untuk membuat hand sanitizer
secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan karyawan, mahasiswa atau siswa,
dan masyarakat sekitar. Unit pendidikan tersebut mampu memproduksi
sebanyak 100 hingga 500 liter cairan pembersih tangan per harinya.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.