Kunci Sukses Wujudkan Zona Integritas
Pembangunan
zona integritas (ZI) menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan
wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM) merupakan miniatur penerapan
reformasi birokrasi di Indonesia. Ada lima strategi yang merupakan kunci
untuk menyukseskan pembangunan zona integritas, salah satunya adalah
komitmen.
Menurut
Asisten Deputi Pengelolaan Pengaduan Aparatur dan Masyarakat Kementerian
Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Agus Uji
Hantara, pimpinan dan karyawan harus terlibat aktif dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi dan menularkan semangat dan visi yang sama. “Dalam
konteks pembangun zona integritas, pemimpin harus menunjukkan bahwa
seluruh tingkah laku, komitmen, dan kebijakan yang dikeluarkannya
selaras dengan semangat untuk menghasilkan instansi yang bebas dari
korupsi serta birokrasi yang bersih dan melayani,” ujarnya saat menjadi
narasumber dalam Diskusi dan Sosialisasi Online (Disko) edisi ketiga
yang disiarkan secara live melalui akun instagram rbkunwas, Senin (27/04).
Pembangunan
zona integritas sejatinya bertujuan untuk membangun program reformasi
birokrasi sehingga mampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yang anti
korupsi, berkinerja tinggi dan mampu memberikan pelayanan publik yang
berkualitas. Agus menambahkan, selain komitmen, ada empat hal lain yang
dapat menyukseskan terwujudnya zona integritas di sebuah instansi.
Keempat
hal tersebut adalah kemudahan pelayanan; program yang menyentuh
masyarakat; monitoring dan evaluasi; serta manajemen media. Kemudahan
pelayanan, menurut Agus, dapat diraih apabila semua pihak bersemangat
dalam memberikan pelayanan terbaik serta meningkatkan hospitality.
Selain
itu, program yang dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat
akan meningkatkan kepercayaan publik. Hal ini dapat diwujudkan dengan
membuat inovasi agar unit kerja lebih dekat dengan masyarakat sehingga
masyarakat dapat merasakan kehadiran unit kerja tersebut.
Setiap
kegiatan yang dilakukan pemerintah harus terus dimonitor dan dilakukan
evaluasi untuk memperbaiki kekurangan dan mengikuti perkembangan sesuai
kebutuhan masyarakat. Monitoring dan evaluasi harus dilakukan
berkelanjutan untuk memastikan bahwa program yang sedang dijalankan
tetap di jalurnya dan melakukan tindak lanjut perbaikan. Keberhasilan
pemerintah dalam menjalankan program/kegiatan harus dikomunikasikan
kepada masyarakat dengan menentukan strategi komunikasi yang tepat.
Dengan manajemen media diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
masyarakat, mengubah pola pikir masyarakat, dan berakhir pada
terwujudnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Pada
kesempatan tersebut, Agus juga menekankan bahwa pembangunan zona
integritas kedepan akan lebih difokuskan pada upaya membantu mempercepat
prioritas pembangunan, terutama tentang pembangunan sumber daya manusia
(SDM) dan kemudahan perizinan. Oleh karena itu, pembangunan zona
integritas akan diperluas pada unit kerja pelayanan dasar pendidikan
(sekolah) serta pelayanan kesehatan (puskesmas/RSUD) karena kedua unit
tersebut membantu mendorong kualitas SDM.
Selain
itu, pembangunan zona integritas juga akan difokuskan pada unit
pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PTSP) di setiap daerah sehingga
dapat mempercepat kemudahan perizinan serta peningkatan Ease of Doing Business (EODB). “Muwujudkan zona integritas bisa dimulai dengan membangun percontohan (role model)
di tingkat unit kerja pada instansi pemerintah sebagai unit menuju
WBK/WBBM sehingga dapat ditiru oleh unit kerja lainnya,” tandasnya.
SUMBER menpan.go.id