PM Jepang Cabut Kedaaan Darurat Covid-19
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe diberitakan telah mencabut
keadaan darurat di Kota Metropolitan Tokyo ditambah dengan empat wilayah
yang sebelumnya sempat ditutup (Lockdown).
Pelonggaran itu dilakukan setelah jumlah kasus baru Covid-19 berada di bawah 50 pasien rata-rata per hari di seluruh Jepang.
Shinzo Abe mengatakan, pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap dan meminta masyarakat untuk beradaptasi dengan New Normal atau Normal Baru.
"Kasus infeksi baru (Covid-19) telah menurun di bawah 50 di seluruh negara, yang dulunya hampir 10.000 kasus dirawat di rumah sakit, sekarang turun di bawah 2.000," kata Shinzo Abe sebagaimana dilansir Aljazeera, Senin (25/5/2020)
Sementara itu, para ahli yang ditugaskan pemerintah telah menyetujui terkait pencabutan status darurat di Tokyo bersama daerah prefektur Kanagawa, Chiba, Saitama dan Hokkaido di Utara.
Sedangkan Shinzo Ane dalam kesempatan ini juga memperingatkan pencabutan status darurat itu bukan berarti ancaman penularan wabah Covid-19 di Jepang akan segera berakhir.
Dirinya juga mendesak kepada warga masyarakat setempat untuk tetap menghindari tiga hal, yakni jarak yang sangat dekat, mendatangi tempat kerumunan, dan berkomunikasi sangat dekat.
“Jika kita menurunkan kewaspadaan kita, infeksi akan menyebar dengan sangat cepat. Kita harus waspada. Kita perlu membuat gaya hidup baru, mulai sekarang kita perlu mengubah cara berpikir kita," tegasnya.
Melansir Worldometers, kasus Covid-29 di Jepang hingga Senin (25/5/2020) mencapai 16.600 kasus terkonfirmasi dan sekitar 850 kematian.
Sementara itu, status keadaan darurat pada 7 April 2020 lalu di beberapa di Jepang telah dilakukan di sejumlah wilayah termasuk Tokyo dan memperluasnya ke seluruh negara sebulan kemudian.
Status penguncian (Lockdown) itu kemudian kembali diperpanjang hingga akhir Mei 2020.
Meski pada 14 Mei, sejumlah larangan telah dicabut di sebagian besar wilayah Jepang. Warga Jepang mulai dibolehkan ke luar rumah untuk berbelanjja sejumlah kebutuhan.
sumber rri.co.id
Pelonggaran itu dilakukan setelah jumlah kasus baru Covid-19 berada di bawah 50 pasien rata-rata per hari di seluruh Jepang.
Shinzo Abe mengatakan, pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap dan meminta masyarakat untuk beradaptasi dengan New Normal atau Normal Baru.
"Kasus infeksi baru (Covid-19) telah menurun di bawah 50 di seluruh negara, yang dulunya hampir 10.000 kasus dirawat di rumah sakit, sekarang turun di bawah 2.000," kata Shinzo Abe sebagaimana dilansir Aljazeera, Senin (25/5/2020)
Sementara itu, para ahli yang ditugaskan pemerintah telah menyetujui terkait pencabutan status darurat di Tokyo bersama daerah prefektur Kanagawa, Chiba, Saitama dan Hokkaido di Utara.
Sedangkan Shinzo Ane dalam kesempatan ini juga memperingatkan pencabutan status darurat itu bukan berarti ancaman penularan wabah Covid-19 di Jepang akan segera berakhir.
Dirinya juga mendesak kepada warga masyarakat setempat untuk tetap menghindari tiga hal, yakni jarak yang sangat dekat, mendatangi tempat kerumunan, dan berkomunikasi sangat dekat.
“Jika kita menurunkan kewaspadaan kita, infeksi akan menyebar dengan sangat cepat. Kita harus waspada. Kita perlu membuat gaya hidup baru, mulai sekarang kita perlu mengubah cara berpikir kita," tegasnya.
Melansir Worldometers, kasus Covid-29 di Jepang hingga Senin (25/5/2020) mencapai 16.600 kasus terkonfirmasi dan sekitar 850 kematian.
Sementara itu, status keadaan darurat pada 7 April 2020 lalu di beberapa di Jepang telah dilakukan di sejumlah wilayah termasuk Tokyo dan memperluasnya ke seluruh negara sebulan kemudian.
Status penguncian (Lockdown) itu kemudian kembali diperpanjang hingga akhir Mei 2020.
Meski pada 14 Mei, sejumlah larangan telah dicabut di sebagian besar wilayah Jepang. Warga Jepang mulai dibolehkan ke luar rumah untuk berbelanjja sejumlah kebutuhan.
sumber rri.co.id