Highlight

PUASA MEMBENTUK PRIBADI TAQWA MENGHINDARKAN SAKIT JIWA



Al-Quran tidak pernah berbohong karena Al-Qur’an adalah bentuk firman Tuhan sebagai petunjuk dan arah bagi kehidupan manusia di dunia. Untuk itu jika kita ingin  selamat di kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi maka senantiasalah ikuti petunjuk yang ada didalam kitab suci Al-Qur’an dimana kebenarannya tidak bisa diragukan lagi. Segala masalah yang dihadapi kembalikanlah semua pada Al-Qur’an.
Termasuk didalamnya tentang kesehatan baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis (jiwa). Salah satu menjaga kesehatan keduanya adalah dengan puasa. Puasa merupakan bentuk ibadah yang melibatkan fisik maupun psikis, dengan puasa system metabolisme kita senantiasa dapat terjaga sehingga otomatis akan mampu membuat fisik kita juga terjaga. Sedangkan dari sisi lain puasa adalah media pembentuk hamba menjadi taqwa dengan ketaqwaan inilah yag mampu menghindarkan seseorang dari yang namanya sakit jiwa.
Mengapa taqwa dapat menghindarkan dari sakit jiwa?Sebelumnya kita bahas dulu tentang pengertian taqwa. TAKWA adalah seseorang yang taat kepada Allah Azz Wa Jalla atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan takwa kepada Allah jika dia belum menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah seperti yang dicontohkan Nabi shalallahu alaiahi wasallam.
Taqwa tidak bisa dipisahkan dari iman, karena sifat orang bertaqwa senantiasa melekat dalam sifat orang yang beriman. Lantas puasa yang bagaimanakan yang mampu membentuk pribadi yang taqwa hingga akhirnya terhindar dari sakit jiwa?. Tentunya disini adalah puasa yang dilakukan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan makna puasa hingga akhirnya derajat taqwa mampu kita terima.
Orang yang mampu memaknai puasa maka dia akan senantiasa melaksanakan segala yang menjadi perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Orang yang demikian akan senantiasa bersyukur dan menikmati apapun yang diberikan Allah kepadanya, apapun bentuknya senantiasa diterima sebagai anugrah, jauh dari “ngersulo atau sambat” yang ada hanya senantisa mengharap rahmat. Bibirnya selalu dibasahi dipenuhi dengan zikir dan hidupnya selalu dipenuhi dengan sujud, hingga akhirnya jiwanya hanya penuh dengan nilai-nilai Illahiyah.
Orang yang dekat dengan Illahi maka dia akan mampu terhindar dari sakit jiwa. Karena orang yang sakit jiwa indikasi utamanya adalah jiwanya terganggu, sehingga sering merasa was-was, takut, cemas mengarah pada psikosomatis akhirnya menjadi stress dan depresi. Dalam puasa kita diperintahkan untuk meningkatkan ibadah apapun itu bentuknya baik ibadah sesama manusia maupun kepada Allah, artinya bahwa dalam puasa kita senantiasa diperintahkan untuk melakukan kebaikan. Nah dengan kita senantiasa melakukan kebaikan maka taqwa akan mampu kita dapatkan dan akhirnya jiwapun akan menjadi sehat.
Jiwa yang sehat adalah jiwa yang bersih termasuk dari penyakit hati apapun itu bnetuknya (iri, dengki, hasut, sombong, syirik dan sejenisnya). Selain itu senantiasa dipenuhi oleh kalam Illahi dalam berbagai situasi dan kondisi tidak ada ketakutan duniawi karena percaya bahwa semua adalah atas ketetapan dan kehendak Illahi Robbi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa erat sekali korelasi antara puasa membentuk taqwa hingga akhirnya mengarahkan manusia kepada sehat jiwa. Yukk lakukan puasa dengan benar sesuai dengan apa yang telah diperintahkan, jangan hanya kita memperoleh lapar dan dahaga tapi mampu menjaga ketaqwaan.
OLEH Nur Chasanah, S.Psi