Highlight

Tradisi Idul Fitri Muslim di Negeri Tirai Bambu

Berbagai rupa diluapkan umat Muslim sebagai rasa syukur serta kegembiraan merayakan hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri (Id) di penjuru dunia. 
Bagi minoritas Muslim di China, menari di depan masjid usai salat Id menjadi tradisi kuno yang masih dilestarikan. Seperti umat Muslim pada umumnya, yang menggelar salat Id di area luas atau di dalam masjid, umat Muslim di negeri Tirai bambu ini pun begitu.
Dilansir dari suneducationgroup.com, pagi di hari pertama lebaran , memang dijalani dengan beribadah, dengan mengunjungi masjid berarea luas.
Salah satu masjid yang biasa dikunjungi umat Muslim di sana adalah Masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang. Yang mana masjid ini menjadi masjid terbesar di China yang sudah berusia 500 tahun. Masjid ini banyak didatangi kaum Muslim dari etnis Hui. Selain beribadah, kegiatan unik dilakukan adalah menari bersama selepas beribadah.
Uniknya, usai salat para jamaah menari di area depan masjid. Namun sebagian dari penari tersebut merupakan kaum pria. Menari dilakukan sebagai bentuk mempertahankan rasa kebersamaan
yang diketahui merupakan hal terpenting bagi umat Muslim di China.
Selain menari, beberapa tradisi lain yang secara turun-temurun terus dijalani umat Muslim di China adalah dengan mengunjungi makam dan upacara khusus dalam ziarah ke kuburan orang tersayang mereka dan berdoa untuk pengampunan dosa.
Selanjutnya dengan menyajikan makanan khas yakni Mie Lamian atau mie tarik. Hudangan ini merupakan menu spesial yang dihidangkan saat tradisi Idul Fitri di China. Mie berukuran panjang ini biasa dibentuk dengan tangan dan disuguhkan di dalam sup daging sapi atau domba. Adapun makna dari penyajian Lamian adalah sebagai lambang panjang umur.
Tapi, biasanya makanan khas Idul Fitri di China sesuai dengan masing-masing wilayah. Seperti di bagian utara, bahan utama yang digunakan adalah daging sapi. Sedangkan, bagian selatan, umat Muslim di sana lebih senang dengan bahan makanan laut, bebek, ataupun angsa. Hal tersebut juga dipengaruhi peraturan di wilayah China bagian selatan yang melarang warganya untuk menyembelih hewan ternak untuk makanan.
Kemudian dengan mengenakan pakaian khas. Mayoritas umat Muslim mengenakan pakaian khas yang sama saat perayaan Idul Fitri. Umumnya, busana mereka simple dan bernuansa Islami. Untuk kaum pria, busana yang dikenakan adalah jas dan kopiah putih, sementara para wanita mengenakan baju hangat dan kerudung setengah tertutup sebagai pakaian khas China.
Terakhir dengan mengunjungi bazaar. Setelah shalat Id, mengunjungi bazaar menjadi cara alternatif lain untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bazaar yang didatangi biasanya berada di tempat yang sama dengan tempat ibadah. Seperti halnya bazaar yang berada di dekat Masjid Niujie, masjid tertua dan terbesar di Beijing.
sumber rri.co.id