Alat Rapid Test Gratis untuk Masyarakat Kosong
Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) milik Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara, masih belum bisa melayani rapid test gratis bagi masyarakat umum.
Pasalnya, stok alat rapid test untuk pengecekan COVID-19 sudah kosong
sejak beberapa hari lalu.
Direktur RSUCM drg Nurhaida melalui Humas Jalaluddin mengatakan, kekosongan alat rapid test gratis bagi masyarakat umum sudah terjadi sejak 18 Juni lalu. Sebab 160 alat rapid test sudah digunakan semua.
“Kami sudah mengajukan permohonan sekitar 2.000 alat rapid test kepada Dinkes Aceh, menurut informasi di Dinkes Aceh juga sedang mengalami kekosongan alat rapid test dan mereka masih menunggu kedatangan alat rapid test,” kata Jalaluddin, Rabu (24/6/2020).
Dia menjelaskan, meskipun telah ditempel pengumuman dilingkungan rumah sakit terkait kekosongan alat rapid test, pihak RSUCM tetap menempatkan tiga petugas di Poli Pinere, bahkan setiap hari ada warga yang datang untuk mendapatkan pelayanan rapid test.
“Sudah 35 lebih warga yang daftar. Kami akan menghubungi yang bersangkutan jika alat rapid tes tersedia. Mereka mayoritasnya adalah mahasiswa dan buruh pabrik yang ingin berangkat keluar Aceh atau daerah untuk melanjutkan pendidikan dan kerja,” terang Jalaluddin.
Saat ini pihak rumah sakit hanya memilik stok alat alat rapid test untuk pasien.
"Karena bila ada Orang Dalam Pemantauan (ODP) harus dilakukan rapid test, jadi alat rapit tets untuk pasien memang harus disiapkan, kalau untuk umum disediakan oleh pihak provinsi. Sebagian besar warga ingin rapit test di RSU Cut Meutia Aceh Utara berasal dari Lhokseumawe dan Aceh Utara, tapi ada juga dari Pidie Jaya, kemudian Bireuen dan Langsa. Kita juga menghimbau kepada masyarakat, sambil menunggu tersedia alat rapit di tempat kita, rapid test juga dilakukan di puskesmas dan RS lain,“ pungkasnya.
sumber rri.co.id
Direktur RSUCM drg Nurhaida melalui Humas Jalaluddin mengatakan, kekosongan alat rapid test gratis bagi masyarakat umum sudah terjadi sejak 18 Juni lalu. Sebab 160 alat rapid test sudah digunakan semua.
“Kami sudah mengajukan permohonan sekitar 2.000 alat rapid test kepada Dinkes Aceh, menurut informasi di Dinkes Aceh juga sedang mengalami kekosongan alat rapid test dan mereka masih menunggu kedatangan alat rapid test,” kata Jalaluddin, Rabu (24/6/2020).
Dia menjelaskan, meskipun telah ditempel pengumuman dilingkungan rumah sakit terkait kekosongan alat rapid test, pihak RSUCM tetap menempatkan tiga petugas di Poli Pinere, bahkan setiap hari ada warga yang datang untuk mendapatkan pelayanan rapid test.
“Sudah 35 lebih warga yang daftar. Kami akan menghubungi yang bersangkutan jika alat rapid tes tersedia. Mereka mayoritasnya adalah mahasiswa dan buruh pabrik yang ingin berangkat keluar Aceh atau daerah untuk melanjutkan pendidikan dan kerja,” terang Jalaluddin.
Saat ini pihak rumah sakit hanya memilik stok alat alat rapid test untuk pasien.
"Karena bila ada Orang Dalam Pemantauan (ODP) harus dilakukan rapid test, jadi alat rapit tets untuk pasien memang harus disiapkan, kalau untuk umum disediakan oleh pihak provinsi. Sebagian besar warga ingin rapit test di RSU Cut Meutia Aceh Utara berasal dari Lhokseumawe dan Aceh Utara, tapi ada juga dari Pidie Jaya, kemudian Bireuen dan Langsa. Kita juga menghimbau kepada masyarakat, sambil menunggu tersedia alat rapit di tempat kita, rapid test juga dilakukan di puskesmas dan RS lain,“ pungkasnya.
sumber rri.co.id