Dirjen IKP: Monpers Jadi Alternatif Tempat Belajar Kala Pandemi
Pembukaan Monumen Pers (Monpers) Kota Surakarta, Jawa Tengah dapat
menjadi alternatif tempat belajar para generasi muda. Karena, di masa
pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sebagian besar institusi
pendidikan diwajibkan untuk tutup sementara waktu.
"Monumen Pers itu akan menjadi tempat belajar. Dan tempatnya mendorong untuk cepat belajar dan mendapatkan inspirasi di tengah pandemi," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (15/6/2020).
Menurut Dirjen Widodo, Monpers saat ini tengah bertransformasi sebagai tempat para generasi muda untuk belajar. Tempat ini menjadi pilihan kaum muda, karena di sana disediakan bermacam fasilitas modern yang dapat menarik perhatian anak muda. "Kita itu tidak semata-mata belajar. Tapi juga ada aspek hiburannya di dalam situ dan ada berbagai teknologi," imbuhnya.
Tak hanya itu, Monpers juga memiliki perpustakaan yang selama ini menjadi rujukan bagi para kaum muda mencari informasi untuk tugas perkuliahan. Dan juga, sebagai tempat penelitian yang berkaitan dengan perkembangan media massa di Indonesia dari masa ke masa.
Sudah banyak para kaum yang menggunakan pelayanan perpustakaan ini untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah atau penelitian. "Kami juga punya perpustaakn yang selama ini menjadi rujukan banyak orang untuk tesis, disertasi dan skripsi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Monpers Kementerian Kominfo Widodo Hastjaryo, mengatakan pelayanan publik yang sesuai dengan protokol kesehatan wajib ditaati oleh pengunjung dan pengelola Monpers. Demi menghindari penyebaran Covid-19 di lingkungan Monpers yang kerap menerima kunjungan dari berbagai komponen masyarakat.
Protokol kesehatan yang wajib dilakukan antara lain: pertama, memakai masker setiap mengunjungi sudut yang berda di Monpers. Hal tersebut, wajib dilakukan oleh pengunjung maupun pengelola di masa pandemi seperti ini.
Dua, menerapkan pembatasan fisik antar pengunjung sesuai dengan anjuran protokol kesehatan yakni satu hingga dua meter. Antar pengunjung harus melakukan jaga jarak sesuai dengan aturan di dalam ruangan yang tengah dikunjungi. "Bila ruangan sudah penuh, maka pengunjung dianjurkan untuk menunggu di luar tempat. Agar tidak berkerumun," imbuhnya.
Tiga, pengunjung akan diantarkan ke tempat tujuan yang ingin dikunjungi oleh staf pengamanan, bila memenuhi aturan pembatasan jarak dapat dizinkan masuk. Bila tidak, setiap pengunjung akan diarahkan untuk menunggu terlebih dahulu bila daerah yang hendak dikunjungi tersebut sudah melebihi protokol.
"Namanya orang dinamikanya bisa naik turun. Setiap pengunjung tidak bisa dibatasi 30 menit. Walaupun nanti bisa akan diingatkan untuk bisa bergantian pada saat ketika situasi Monpers dal;am keadaan penuh. Sebaliknya, bila tidak maka tidak akan dibatasi," tegasnya.
Displin Protokol Kesehatan
Dirjen Widodo Muktiyo juga mengimbau pengelola Monpers disiplin mematuhi Protokol kesehatan dalam setiap pelayanan publiknya. "Pengelola Monumen pers harus dituntut untuk bisa tertib terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
Menurut Dirjen IKP, pengelola harus disiplin dalam menegakkan aturan terkait protokol kesehatan saat melayani pengunjung. Kemudian, menindak tegas bagi pengunjung yang secara terang-terangan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pengelola Monpers. "Jangan sungkan. Kalau memang itu melanggar harus diingatkan. Misalkan, mau masuk tetap enggak mau pakai masker, sudah enggak usah masuk itu," katanya.
Upaya ini, adalah cara yang wajib ikuti dalam masa mewabahnya Covid-19. Selama masih belum ada vaksinnya, maka tidak boleh pengelola tidak boleh lengah sedikit pun. Mengingat, berbahayanya virus ini dapat yang dapat mengancam jiwa seseorang yang terinfeksi olehnya. "Kita tidak ingin ada masalah dengan tempat-tempat yang dikunjungi publik," imbuhnya.
Widodo meyakini, selama protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin oleh pengelola dapat mencegah terjadinya penyebaran virus ini. Peran aktif pengelola dalam menerapkannya sangat berpengaruh menjadi senjata yang ampuh mencegah Covid-19 di lingkungan Monpers. "Tidak mungkin terinfeksi pada saat mengikuti protokol yang sangat ketat, pasti tidak akan terjadi," pungkasnya.
sumber kominfo.go.id
"Monumen Pers itu akan menjadi tempat belajar. Dan tempatnya mendorong untuk cepat belajar dan mendapatkan inspirasi di tengah pandemi," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (15/6/2020).
Menurut Dirjen Widodo, Monpers saat ini tengah bertransformasi sebagai tempat para generasi muda untuk belajar. Tempat ini menjadi pilihan kaum muda, karena di sana disediakan bermacam fasilitas modern yang dapat menarik perhatian anak muda. "Kita itu tidak semata-mata belajar. Tapi juga ada aspek hiburannya di dalam situ dan ada berbagai teknologi," imbuhnya.
Tak hanya itu, Monpers juga memiliki perpustakaan yang selama ini menjadi rujukan bagi para kaum muda mencari informasi untuk tugas perkuliahan. Dan juga, sebagai tempat penelitian yang berkaitan dengan perkembangan media massa di Indonesia dari masa ke masa.
Sudah banyak para kaum yang menggunakan pelayanan perpustakaan ini untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah atau penelitian. "Kami juga punya perpustaakn yang selama ini menjadi rujukan banyak orang untuk tesis, disertasi dan skripsi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Monpers Kementerian Kominfo Widodo Hastjaryo, mengatakan pelayanan publik yang sesuai dengan protokol kesehatan wajib ditaati oleh pengunjung dan pengelola Monpers. Demi menghindari penyebaran Covid-19 di lingkungan Monpers yang kerap menerima kunjungan dari berbagai komponen masyarakat.
Protokol kesehatan yang wajib dilakukan antara lain: pertama, memakai masker setiap mengunjungi sudut yang berda di Monpers. Hal tersebut, wajib dilakukan oleh pengunjung maupun pengelola di masa pandemi seperti ini.
Dua, menerapkan pembatasan fisik antar pengunjung sesuai dengan anjuran protokol kesehatan yakni satu hingga dua meter. Antar pengunjung harus melakukan jaga jarak sesuai dengan aturan di dalam ruangan yang tengah dikunjungi. "Bila ruangan sudah penuh, maka pengunjung dianjurkan untuk menunggu di luar tempat. Agar tidak berkerumun," imbuhnya.
Tiga, pengunjung akan diantarkan ke tempat tujuan yang ingin dikunjungi oleh staf pengamanan, bila memenuhi aturan pembatasan jarak dapat dizinkan masuk. Bila tidak, setiap pengunjung akan diarahkan untuk menunggu terlebih dahulu bila daerah yang hendak dikunjungi tersebut sudah melebihi protokol.
"Namanya orang dinamikanya bisa naik turun. Setiap pengunjung tidak bisa dibatasi 30 menit. Walaupun nanti bisa akan diingatkan untuk bisa bergantian pada saat ketika situasi Monpers dal;am keadaan penuh. Sebaliknya, bila tidak maka tidak akan dibatasi," tegasnya.
Displin Protokol Kesehatan
Dirjen Widodo Muktiyo juga mengimbau pengelola Monpers disiplin mematuhi Protokol kesehatan dalam setiap pelayanan publiknya. "Pengelola Monumen pers harus dituntut untuk bisa tertib terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
Menurut Dirjen IKP, pengelola harus disiplin dalam menegakkan aturan terkait protokol kesehatan saat melayani pengunjung. Kemudian, menindak tegas bagi pengunjung yang secara terang-terangan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pengelola Monpers. "Jangan sungkan. Kalau memang itu melanggar harus diingatkan. Misalkan, mau masuk tetap enggak mau pakai masker, sudah enggak usah masuk itu," katanya.
Upaya ini, adalah cara yang wajib ikuti dalam masa mewabahnya Covid-19. Selama masih belum ada vaksinnya, maka tidak boleh pengelola tidak boleh lengah sedikit pun. Mengingat, berbahayanya virus ini dapat yang dapat mengancam jiwa seseorang yang terinfeksi olehnya. "Kita tidak ingin ada masalah dengan tempat-tempat yang dikunjungi publik," imbuhnya.
Widodo meyakini, selama protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin oleh pengelola dapat mencegah terjadinya penyebaran virus ini. Peran aktif pengelola dalam menerapkannya sangat berpengaruh menjadi senjata yang ampuh mencegah Covid-19 di lingkungan Monpers. "Tidak mungkin terinfeksi pada saat mengikuti protokol yang sangat ketat, pasti tidak akan terjadi," pungkasnya.
sumber kominfo.go.id