Kemenperin Bikin Inovasi Digital Cegah Pencemaran Lingkungan Industri
Kementerian
Perindustrian terus mengembangkan inovasi teknologi yang mendukung
implementasi industri 4.0. Hal ini guna memacu daya saing sektor
manufaktur nasional agar bisa kompetitif di kancah global.
“Guna
mencapai sasaran tersebut, kami aktif mendorong peran dari seluruh
Balai Besar di lingkungan Kemenperin,” kata Menteri Perindustrian Agus
Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, Senin
(22/6).
Menurut
Menperin, selama ini BBTPPI Semarang sebagai salah satu unit litbang di
bawah binaan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Kemenperin telah berkontribusi dalam mendorong sektor industri di tanah
air untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan penerapan
konsep industri hijau yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian.
“Salah
satu tugas penting BBTPPI adalah untuk memastikan industri kita bisa
memproduksi produk dengan kualitas baik, dan yang terpenting, ramah
lingkungan. Kita sudah bisa lihat beberapa klien BBTPPI, yang telah
mencapai lebih dari 700 klien,” paparnya.
Salah
satu penemuan baru BBTPPI Semarang, yakni sistem pengolahan limbah
terintegrasi yang dinamakan Planet 2020. Teknologi pengolahan air limbah
ini berbasis secara biologi, yaitu pengolahan secara anaerobik dan wetland.
“Inovasi Planet 2020 meliputi inovasi dalam hal rekayasa desain distribusi flow,
penggunaan bakteri terimmobilisasi yang dapat digunakan untuk
semuajenis air limbah, dan rekayasa sirkulasi aliran untuk memaksimalkan
degradasi polutan,” paparnya. Efisiensi degradasi polutan menggunakan
teknologi ini berkisar antara 95-98%.
Selanjutnya, pada tahun 2020 ini, BBTPPI Semarang telah mengembangkan digital center
teknologi pencegahan pencemaran industri melalui Sistem Informasi
Digital Berbasis Revolusi Industri 4.0 (SINDI) dan integrasi Adaptive
Monitoring System (AiMS) sebagai teknologi monitoring kualitas
lingkungan industri secara realtime dengan menggandeng PT. Hartono Istana Teknologi sebagai mitra strategis.
“SINDI
4.0 dan AiMS yang terintegrasi ini merupakan salah satu solusi industri
terkait pelaporan kualitas lingkungan dalam jaringan sesuai dengan
protokol kesehatan di era new normal
selama dan pasca-pandemi Covid-19 nanti,” jelas Menperin. Dengan sistem
ini, industri akan mendapatkan kemudahan sekaligus kecepatan pelaporan
kualitas lingkungan industri yang baik sebagai evaluasi internal maupun
sebagai basis pelaporan kepada pihak eksternal.
Perangkat
online monitoring kualitas lingkungan tersebut telah diaplikasikan di
beberapa industri seperti industri tekstil garmen di kabupaten Semarang,
PT. Ungaran Sari Garments dan industri crumb rubber di Semarang, CV. Jadi Jaya Makmur.
“Dengan aplikasi teknologi online monitoring ini, keseluruhan data emisi dari industri tersebut dapat dianalisis secara realtime dan
terhubung dalam sistem informasi digital (SINDI) untuk dapat digunakan
sebagai evaluasi dan analisis kualitas lingkungan industri,” tandasnya.
Agus
menegaskan, pihaknya telah meminta kepada seluruh satker di lingkungan
Kemenperin untuk mengaplikasikan teknologi revolusi industri 4.0 untuk
meningkatkan pelayanannya. “Hal ini seperti yang diterapkan BBTPPI
Semarang, sehingga menjadi momen penting dalam upaya pengembangan
industri nasional yang berdaya saing global di era digital,” tegasnya.
Namun
demikian, dalam upaya mencari terobosan baru, Menperin berpesan agar
seluruh satker di lingkungan Kemenperin dapat menjalankan protokol
kesehatan sesuai prosedur selama masa pandemi Covid-19. “Dalam kondisi
serba sulit, memang dibutuhkan inovasi untuk memenuhi target pelayanan,
dan agar capaian kita tidak turun, meskipun dengan tantangan yang jauh
lebih besar. Oleh karena itu, digitalisasi merupakan jawaban,”
pungkasnya.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
sumber kemenperin.go.id