Setiap Hari Ada Pemakaman Covid-19 di Surabaya
Merebaknya virus corona di Indonesia
membuat banyaknya pasien meninggal di beberapa daerah. Seperti di Kota
Surabaya total kasus Covid-19 sudah mencapai 3.627 kasus dengan rincian
korban meninggal 306, dan sembuh sebanyak 961.
Pantauan
reporter RRI di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa
Timur pada Rabu (10/6/2020) terlihat pemakaman hanya disaksikan oleh
anggota keluarga saja. Petugas pemakaman yang memakai Alat Pelindung
Diri (APD) juga terlihat sedang sibuk untuk menyiapkan pemakaman.
Warga
yang tinggal di dekat TPU Keputih, Zahra (41), mengatakan tidak
keberatan dengan adanya pemakaman jenazah corona di wilayah tersebut.
"Ya, nggak papa, enggak ada rasa takut, namun kita memang dilarang mendekat," katanya.
Zahra
mengaku pemakaman dilakukan di waktu yang tidak menentu, kadang
pemakaman dilakukan siang atau malam dan mengatakan setiap hari ada yang
meninggal di TPU Keputih.
"Iya, setiap hari ada," imbuhnya.
Dari
pantauan RRI, anggota keluarga pasien Covid-19 juga disemprot
disinfektan sebelum mendekati liang lahat, sementara beberapa ambulance
dan petugas juga sibuk menyiapkan liang lahat untuk para korban yang
meninggal karena corona.
Pemakaman
cukup luas sekitar 3 atau 4 hektare yang terlihat sudah cukup penuh.
Namun ada satu kawasan khusus yang masih kosong dan ini digunakan oleh
satgas Covid-19.
Petugas Pemakaman,
Sapuan (50) bercerita tentang pengalaman menguburkan jenazah Covid-19.
Ia mengaku bahwa selama ini keluarga korban Covid-19 tidak ada yang
pernah mengeluh jika penguburan jenazah harus sesuai dengan pemulasaran.
"Selama
ini enggak pernah kok, kalau pemakaman malam misalnya, ya udah mereka
menerima, kadang-kadang manusia ada permintaan tapi ya sudah," katanya.
"Kita imbau misalnya jangan dekat-dekat, imbauan kan 50 meter, jadi melihat disitu aja (dari jauh, red)," sambungnya.
Ia
menjelaskan bahwa jumlah petugas pemakaman di TPU Keputih ada 35 orang.
Namun ke 35 orang ini terbagi dari beberapa orang dijadwalkan untuk
bertugas.
Sapuan sendiri harus meninggalkan dua orang anaknya demi mengemban tugas menjadi petugas pemakaman.
"Istri suruh berhenti kerja dulu sementara, pengennya kerja tapi karena covid-19 ini berhenti dulu," tuturnya.
sumber rri.co.id