Perlu Kreatifitas dan Inovasi Kelola Pendidikan Daring
Pendidikan berbasis teknologi dan
aplikasi secara daring memiliki tantangan tersendiri. Karena, selain
memerlukan cara untuk meraih partisipasi dari peserta didik, diperlukan
juga cara yang menarik dalam penyampaian materi pendidikan. Oleh karena
itu, diperlukan kreativitas dari para pengajar untuk keluar dari gaya
pembelajaran konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi
serta mekanisme pembelajaran.
“Prasyarat pertama, penularan virus di wilayah tersebut sudah terkendali ditunjukan dengan dengan rasio penyebaran dalam satu wilayah berada di bawah 1 selama dua minggu berturut-turut. Prasyarat kedua adalah di wilayah tersebut tersedia layanan dan sistem kesehatan untuk menangani kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Prasyarat ketiga adalah wilayah tersebut memiliki kemampuan dalam melakukan pelacakan yang ditandai dengan kecukupan jumlah pelaksanaan tes,” tuturnya.
Lebih lanjut Wapres berpesan, selain ketiga syarat yang ditetapkan oleh WHO, perubahan perilaku masyarakat juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proses perkuliahan tatap muka. Dimana, setiap individu harus melaksanakan potokol kesehatan yang ketat dalam setiap kegiatan di dalam kampus.
“Termasuk kewajiban memakai masker, melakukan physical distancing [menjaga jarak aman], dan tersedia fasilitas untuk mencuci tangan. Semua hal itu menjadi kunci, mengingat kampus adalah tempat berkumpulnya banyak mahasiswa dan dosen yang berasal dari berbagai daerah,” pesan Wapres.
“Mencermati perkembangan pandemi Covid-19 saat ini, serta mengingat belum ditemukannya vaksin Covid-19, saya membayangkan kita masih membutuhkan waktu sehingga proses perkuliahan tatap muka dapat berjalan seperti sedia kala,” tandasnya.
sumber kominfo.go.id
“Diperlukan
pemanfaatan potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan
pembelajaran. Disisi lain, mahasiswa juga dituntut harus lebih mandiri.
Mahasiswa harus dapat memanfaatkan seluruh sumber pengetahuan untuk
melengkapi proses pembelajaran jarak jauh ini,” ujar Wakil Presiden
(Wapres) K. H. Maruf Amin pada acara Dies Natalis Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya (UNUSA) melalui video conference dari kediaman resmi
Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Selasa (21/07/2020).
Sekalipun
terdapat banyak tantangan, lanjut Wapres, pembelajaran secara daring
sesungguhnya memberikan keuntungan antar perguruan tinggi dalam
melakukan sinergi yang saling menguatkan.
“Dengan penggunaan teknologi, sumber pengetahuan tidak lagi menjadi terbatas,” terangnya.
Namun
demikian, Wapres berpesan bahwa dalam pelaksanaan metode pembelajaran
secara daring ini agar jangan ada penyimpangan yang terjadi, salah
satunya dengan menurunkan kualitas pendidikan dan pembelajaran melalui
metode pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik.
“Tidak
boleh ada excuse [alasan] terhadap kualitas, baik kualitas pembelajaran
maupun pengujian. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang
sama dengan pembelajaran konvensional sehingga kualitas pembelajaran dan
lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan,” paparnya.
Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Menurut
Wapres, perkuliahan secara tatap muka dapat dilakukan pada wilayah
dimana kampus memenuhi prasyarat yang ditetapkan oleh World Health
Organization (WHO).“Prasyarat pertama, penularan virus di wilayah tersebut sudah terkendali ditunjukan dengan dengan rasio penyebaran dalam satu wilayah berada di bawah 1 selama dua minggu berturut-turut. Prasyarat kedua adalah di wilayah tersebut tersedia layanan dan sistem kesehatan untuk menangani kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Prasyarat ketiga adalah wilayah tersebut memiliki kemampuan dalam melakukan pelacakan yang ditandai dengan kecukupan jumlah pelaksanaan tes,” tuturnya.
Lebih lanjut Wapres berpesan, selain ketiga syarat yang ditetapkan oleh WHO, perubahan perilaku masyarakat juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proses perkuliahan tatap muka. Dimana, setiap individu harus melaksanakan potokol kesehatan yang ketat dalam setiap kegiatan di dalam kampus.
“Termasuk kewajiban memakai masker, melakukan physical distancing [menjaga jarak aman], dan tersedia fasilitas untuk mencuci tangan. Semua hal itu menjadi kunci, mengingat kampus adalah tempat berkumpulnya banyak mahasiswa dan dosen yang berasal dari berbagai daerah,” pesan Wapres.
“Mencermati perkembangan pandemi Covid-19 saat ini, serta mengingat belum ditemukannya vaksin Covid-19, saya membayangkan kita masih membutuhkan waktu sehingga proses perkuliahan tatap muka dapat berjalan seperti sedia kala,” tandasnya.
sumber kominfo.go.id