Highlight

Tips Anak Sekolah Agar Patuhi Protokol Kesehatan

Sekolah tatap muka di tengah pandemi virus corona di beberapa wilayah sudah mulai dibuka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mulai bertahap untuk membuka kembali sekolah khusus untuk daerah yang sudah berstatus zona hijau.
Konsultan Neuropsikologi Anak dan Pendidikan, Dr. Melani Arnaldi memberikan tips untuk kemudian anak-anak tidak takut untuk berangkat ke sekolah dan merasa aman dari covid-19 atau corona jenis baru. Berikut beberapa tipsnya:
1. Sekolah dengan Absen Ganjil Genap
Menurutnya sosialisasi protokol kesehatan covid-19 kembali lagi kepada pihak sekolah. Jika pihak sekolah mempunyai banyak perlindungan, tentunya para murid tidak akan takut dan merasa aman ketika ke sekolah.
"Kembali kepada pihak sekolah, jadi kalau pihak sekolah menjelaskan bahwa di sekolah itu dipersiapkan begitu banyak perlindungan dan pencegahan terhadap pandemi ini, ya otomatis orang tua dan anak akan lebih merasa aman untuk bisa datang ke sekolah untuk belajar," katanya ketika dihubungi RRI.co.id pada Selasa (14/7/2020).
Ia mneyarankan agar sekolah memberlakukan pembelajaran berdasarkan nomor absen murid.
"Jadi nomor absen ganjil dia datang di tanggal ganjil, minimal di kelas itu 5 anak dan maksimal 10 anak. Untuk 40 bangku kalau nomor absen genap dia bisa melakukan pembelajaran di tanggal genap," katanya.
2. Fokus satu materi pembelajaran
Ia mengatakan bahwa materi pelajaran yang diberikan kepada siswa murid tidak boleh diberlakukan seperti sebelum pandemi. Misalnya, katanya, dalam satu hari siswa cukup mempelajari satu pelajaran saja.
"Materi pembelajaran tentunya enggak bisa  dilakukan seperti sebelum pandemi. Jadi otomatis satu hari itu diberlakukan satu materi pelajaran. Tapi yang biasanya memang diperuntukkan untuk target satu atau dua bulan, jadi diberlakukan satu materi atau dua materi pelajaran saja, tidak berganti-ganti seperti sebelum pandemi, jadi mereka lebih fokus," jelasnya.
3. Sosialisasi terus menerus
Dr. Melani mengatakan berbeda usia, metode sosialisasi prtokol kesehatannya juga harus berbeda-beda juga. Jika anak Sekolah Dasar (SD) mungkin harus disosialisasi secara terus menerus. Namun, jika anak-anak SMP atau SMA cukup diberitahu dampak jika tidak mematuhi protokol kesehatan akan seperti apa.
"Kalau untuk anak SD biasanya kita lebih melakukan pengulangan-pengulangan atau peringatan harus dilakukan, jadi setiap dua jam di warning, bisa juga melalui stiker di sekolah, intinya harus dilakukan sering mungkin kepada anak," katanya.
"Kalau SMP atau SMA bisa kemungkinan hanya diberitahukan tentang sebab akibat kalau tidak bisa menggunakan," sambungnya.
4. Persiapkan masker dan face shield dari rumah
Ia memperingatkan bahwa anak harus dipersiapkan masker dan face shield dari rumah oleh orang tua murid. Sementara menurutnya, pihak sekolah juga harus mensterilisasi ruangan disinfektan yang berjenis food grade.
"Ada yang modelnya blower di dalam ruangan, harus dilakukan. Bisa dilakukan blower disinfektan food grade, mengandung alkohol tapi ada yang sifatnya fermentasi, gula, kedelai," jelasnya.
"Virus kan tidak datang dari dalam anak itu sendiri, tapi juga bisa datang dari luar lingkungan sekolah, bisa dari pakaian, tas, atau apapun," pungkasnya.
sumber rri.co.id