Bangun SDM Unggul, Perluas Akses Pendidikan Tinggi dengan E-Learning
Untuk memenangkan persaingan global, pemerintah menempatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas nasional, dimana salah satu kriterianya memiliki pendidikan tinggi. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi pada 2019 berada pada 30.28 persen. Selain itu, menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) BPS pada Februari 2020, hanya 10.3 persen angkatan kerja Indonesia yang dapat mengakses perguruan tinggi. Untuk itu, sebagai universitas online, Universitas Siber Asia diharapkan dapat memberikan akses pendidikan tinggi seluas-luasnya kepada masyarakat melalui e-learning, sistem pembelajaran dalam jaringan (daring).
“Dengan adanya Universitas Siber Asia ini, saya berharap angka-angka tersebut akan terus meningkat. Sehingga masyarakat yang dapat menikmati pendidikan tinggi akan terus bertambah sejalan dengan upaya pemerintah menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai prioritas nasional. SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Universitas Siber Asia melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Selasa (22/09/2020).
Lebih jauh Wapres menyatakan, e-learning memungkinkan masyarakat untuk belajar kapan dan di mana saja dengan biaya lebih terjangkau dan waktu belajar yang lebih fleksibel. Sayangnya, saat ini baru sekitar 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan e-learning.
“Karena itu, saya berharap dengan makin banyaknya lembaga pendidikan yang membuka sistem pembelajaran daring atau e-learning, semakin banyak kesempatan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” imbau Wapres.
Selain akses, tambah Wapres, e-learning juga dapat mengasah kemampuan teknologi informasi masing-masing peserta didik, sehingga menambah kualitas mereka untuk bersaing di kemudian hari.
“Selain itu, sistem pembelajaran online secara tidak langsung meningkatkan penguasaan skill (kemampuan) teknologi dan informasi bagi mahasiswanya. Hal ini sangat diperlukan karena penguasaan teknologi informasi menjadi syarat mutlak dalam upaya meningkatkan daya saing dan kualitas SDM,” tutur Wapres.
Di sisi lain, Wapres mengingatkan, e-learning memiliki tantangan tersendiri. Waktu dan tempat belajar yang bisa dilakukan di mana saja berpotensi memunculkan ketidakdisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas yang tinggi, baik bagi pengajar maupun mahasiswanya, untuk memastikan e-learning berjalan lancar dan efektif.
“Para dosen harus keluar dari gaya konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran, serta memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut harus lebih mandiri. Mahasiswa harus dapat memanfaatkan seluruh sumber pengetahuan untuk melengkapi proses pembelajaran jarak jauh ini,” ujar Wapres memberikan arahan.
Menutup sambutannya, Wapres berpesan agar Universitas Siber Asia membekali para peserta didik dengan pendidikan karakter kebangsaan, cinta tanah air, mengutamakan kepentingan masyarakat serta tidak memandang suku, agama maupun golongan. Ia juga berpesan, sebagai perguruan tinggi yang mengusung pembelajaran penuh secara online, Universitas Siber Asia dapat terus meningkatkan mutu dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia serta mendorong daya saing di tingkat internasional.
“Pesan saya bagi Universitas Siber Asia dalam pelaksanaan metode e-learning adalah agar jangan terjadi moral hazard (penyimpangan moral) yang menggampangkan metode pembelajaran secara daring ini. Tidak boleh ada excuse (alasan) terhadap kualitas, baik kualitas pembelajaran maupun pengujian. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang sama dengan pembelajaran konvensional, sehingga kualitas pembelajaran dan lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Rektor Universitas Siber Asia Jang Youn Cou, mengatakan bahwa Universitas Siber Asia memiliki misi memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada generasi muda di Indonesia yang tidak memiliki kesempatan untuk kuliah di perguruan tinggi. Berbekal pengalamannya selama 37 tahun di dunia pendidikan, Rektor Cou menerapkan sistem dan standar mutu universitas Korea dan Amerika pada Universitas Siber Asia sehingga dapat memberikan kesempatan bagi anak muda yang ingin belajar tanpa terhalang oleh jarak, waktu, dan kondisi ekonomi.
“Saya berharap Asian Cyber University dapat memberikan kesempatan bagi anak muda yang ingin belajar tanpa terhalang oleh jarak, waktu, dan kondisi ekonomi, dan juga dapat mengembangkan kerja sama kita ke negara-negara ASEAN lainnya dalam waktu dekat,” harapnya.
Sejalan dengan Rektor Cou, Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) Ramlan Siregar menyampaikan bahwa Universitas Siber Asia didirikan selain untuk menjawab tantangan zaman di era Revolusi Industri 4.0 juga mengusung semangat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia agar usia produktif yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dapat meningkat dan sejajar dengan negara tetangga, bahkan dengan negara-negara maju.
“Pendidikan berbasis online ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah dan pengejawantahan janji kampanye Pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan sumber daya manusia,” ungkap Ramli.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim turut menyampaikan harapannya agar Universitas Siber Asia dapat mencetak lulusan yang unggul dengan kemampuan hard skills dan soft skills yang seimbang.
“Saya berharap UNSIA menjadi pendidikan jarak jauh yang berkualitas, tidak hanya membangun hard skills tetapi juga soft skills mahasiswanya. Itulah tantangan dari pembelajaran yang sepenuhnya daring yaitu bagaimana mencetak sarjana yang kompeten, unggul secara holistik,” pesan pak Menteri.
Sebagai informasi, Universitas Siber Asia merupakan perguruan tinggi yang mengusung pembelajaran daring secara penuh. Pendirian universitas ini diinisiasi oleh Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) dan telah mengantongi izin prinsip pendirian dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir pada 2019 serta izin pendirian dan operasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sesuai dengan izin nomor 757/M/2020 tanggal 24 Agustus 2020. Universitas Siber Asia nantinya akan dipimpin oleh Jang Youn Cou, rektor asing asal Korea Selatan pertama di Indonesia.
Hadir dalam acara ini diantaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makrim, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi dan Pendidikan Mohamad Nasir, Duta Besar Senior Republik Korea untuk ASEAN Country Lim Sungnam, dan Duta besar Republik Korea untuk Indonesia yang diwakili oleh Minister the Embassy of Republic Korea Lee Sangho.