Highlight

Vaksin Merah Putih Terus Dikebut Tangani Covid-19

 Pengembangan Vaksin Merah Putih terus dikebut oleh pemerintah guna cepat mengatasi penyebaran Covid-19.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman masih mengembangkan Vaksin Merah Putih untuk Covid-19.

"Kita terus kerjakan agar tahun 2021 pengembangan vaksin merah putih terealisasikan," kata Bambang saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Selasa (8/9).

Bambang memperkirakan harganya nanti berkisar di harga 5 dolar AS atau sekitar Rp 73.950. Namun, harga tersebut belum bisa dipastikan karena belum diputuskan.

"Biaya memang masih karena belum ditemukan secara pasti, harganya masih bergerak," ujar Bambang.

Selain itu, Bambang juga memperkirakan kebutuhan Vaksin Merah Putih akan mencapai 500 juta dosis. 

Untuk mewujudkan program tersebut pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 280 miliar. Sementara, untuk Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman akan mendpatkan dana sebesar Rp 28,8 miliar.

"Kita asumsikan seluruh penduduk 265 juta orang, maka kalau satu orang butuh dua dosis maka dibutuhkan sampai 500 juta lebih vaksin," ujar Bambang.

Diketahui Vaksin Merah Putih adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri. Selain itu juga ada tim lain yang juga terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih adalah Universitas Indonesia (UI). Kemudian kedua, tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengembangkan dengan platform adenovirus.

Tim ketiga adalah dari Universitas Airlangga (Unair) yang juga mengembangkan platform adenovirus. Terakhir yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengembangkan platform protein rekombinan.