Highlight

Begini Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis hasil evaluasi laporan uji klinis sementara vaksin Covid-19 Sinovac. 

Laporan itu menunjukkan efikasi atau tingkat keampuhan vaksin corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Angka tersebut sesuai dengan standar atau ambang batas efikasi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 50 persen. 

Merespon hal itu, BPOM juga telah mengevaluasi untuk kemudian mengeluarkan izin darurat penggunaan atau Emergency Use authorization (EUA) atas vaksin covid-19 Sinovac.

Adapun data laporan itu merupakan hasil evaluasi dari data keamanan subjek uji klinis yang diamati setelah dua kali kali penyuntikan; data imunogenisitas atau kemampuan vaksin membentuk antibodi; dan data efikasi vaksin atau kemampuan vaksin melindungi orang yang terpapar virus menjadi tidak sakit.

Dari total 1.620 relawan yang menjadi sampel penelitian Tim FK Unpad Bandung, sebanyak 540 relawan yang dibutuhkan untuk merampungkan penelitian kebutuhan EUA itu. Lebih dari seribu relawan yang dilibatkan tersebut berusia antara 18 hingga 59 tahun.

Selain efikasi, Bio Farma mengklaim tidak ada laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius atau kejadian serius yang tidak diinginkan.

Para relawan juga telah merampungkan penyuntikan kedua pada November 2020 lalu. Selanjutnya mereka hanya perlu rutin mengambil sampel darah dalam rentang waktu bertahap yakni sebulan, tiga bulan hingga, enam bulan setelah penyuntikan.

Sejak awal pemerintah menyampaikan penyuntikan ditargetkan dilangsungkan pada Januari 2021. Vaksinasi tahap awal menyasar tenaga kesehatan.