Di Tengah Wabah Covid-19, Pemerintah Pastikan Proyek Kelistrikan Tetap Berjalan
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
memastikan pengoperasian dan pembangunan proyek ketenagalistrikan akan
tetap berjalan sesuai rencana yang telah diagendakan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menegaskan, keberlangsungan proyek ketenagalistrikan di tengah wabah Covid-19 diperlukan untuk memastikan pelayanan listrik kepada publik tetap andal dan aman. Namun pada pelaksanaannya akan tetap memperhatikan secara ketat protokol kesehatan Covid-19 sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).
"Masalah pengoperasian dan maintenance, transmisi, distribusi tetap dilakukan seperti biasa karena itu untuk kepentingan publik sehingga listriknya tetap aman dan andal," kata Hendra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5/2020).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, sebelumnya Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana telah mengirim surat ke masing-masing Unit Pembangkit Swasta (Independent Power Producer) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) guna mengeksekusi kebijakan tersebut.
"Pak Dirjen sudah bersurat ke masing-masing IPP dan PLN agar tetap menjaga protokol kesehatan yang diamanatkan tanpa mengurangi kinerja di lapangan," ungkap Hendra.
Dikatakan Hendra, program 35.000 Mega Watt (MW) menjadi proyek prioritas utama untuk dijalankan dengan prosedur kesehatan ketat. Beberapa proyek yang tengah berjalan diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, PLTU Tanjung Jati hingga PLTU Tambak Lorok.
"Semua tidak ada laporan berhenti proyeknya," kata Hendra.
Hal ini demi menopang pemenuhan kebutuhan kelistrikan, memperbaiki sistem kelistrikan hingga meningkatkan cadangan listrik terlebih diterapkannya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah.
"Pemerintah pasti melindungi masyarakatnya agar kualitas akses energi lebih bagus," tegas Hendra.
Berdasarkan data PLN, sepanjang kuartal pertama tahun ini, konsumsi segmen rumah tangga tumbuh sebesar 7,54 persen, dengan konsumsi pada bulan Maret yang juga tumbuh 7,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tercatat konsumsi listrik mencapai 61,16 TeraWatthour (TWh) per kuartal I 2020. Realisasi tersebut tumbuh 4,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 58,46 TWh. Khusus bulan Maret 2020, penjualan listrik sebesar 20,64 TWh, atau tumbuh 2,36 persen dari realisasi Maret 2019 sebesar 20,16 TWh.
Sementara itu, konsumsi listrik bisnis dan industri cenderung stagnan yang hanya tumbuh sebesar 4,07 persen untuk bisnis dan industri hanya meningkat 0,13 persen per kuartal I 2020.
Untuk realisasi khusus Maret 2020, (konsumsi) bisnis tumbuh negatif 0,88 persen dan industri tumbuh negatif 2,71 persen.
Peningkatan tersebut sejalan dengan banyaknya masyarakat yang menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH), sehingga konsumsi listrik rumah tangga telah mengalami peningkatan.
sumber rri.co.id
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menegaskan, keberlangsungan proyek ketenagalistrikan di tengah wabah Covid-19 diperlukan untuk memastikan pelayanan listrik kepada publik tetap andal dan aman. Namun pada pelaksanaannya akan tetap memperhatikan secara ketat protokol kesehatan Covid-19 sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).
"Masalah pengoperasian dan maintenance, transmisi, distribusi tetap dilakukan seperti biasa karena itu untuk kepentingan publik sehingga listriknya tetap aman dan andal," kata Hendra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5/2020).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, sebelumnya Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana telah mengirim surat ke masing-masing Unit Pembangkit Swasta (Independent Power Producer) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) guna mengeksekusi kebijakan tersebut.
"Pak Dirjen sudah bersurat ke masing-masing IPP dan PLN agar tetap menjaga protokol kesehatan yang diamanatkan tanpa mengurangi kinerja di lapangan," ungkap Hendra.
Dikatakan Hendra, program 35.000 Mega Watt (MW) menjadi proyek prioritas utama untuk dijalankan dengan prosedur kesehatan ketat. Beberapa proyek yang tengah berjalan diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, PLTU Tanjung Jati hingga PLTU Tambak Lorok.
"Semua tidak ada laporan berhenti proyeknya," kata Hendra.
Hal ini demi menopang pemenuhan kebutuhan kelistrikan, memperbaiki sistem kelistrikan hingga meningkatkan cadangan listrik terlebih diterapkannya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah.
"Pemerintah pasti melindungi masyarakatnya agar kualitas akses energi lebih bagus," tegas Hendra.
Berdasarkan data PLN, sepanjang kuartal pertama tahun ini, konsumsi segmen rumah tangga tumbuh sebesar 7,54 persen, dengan konsumsi pada bulan Maret yang juga tumbuh 7,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tercatat konsumsi listrik mencapai 61,16 TeraWatthour (TWh) per kuartal I 2020. Realisasi tersebut tumbuh 4,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 58,46 TWh. Khusus bulan Maret 2020, penjualan listrik sebesar 20,64 TWh, atau tumbuh 2,36 persen dari realisasi Maret 2019 sebesar 20,16 TWh.
Sementara itu, konsumsi listrik bisnis dan industri cenderung stagnan yang hanya tumbuh sebesar 4,07 persen untuk bisnis dan industri hanya meningkat 0,13 persen per kuartal I 2020.
Untuk realisasi khusus Maret 2020, (konsumsi) bisnis tumbuh negatif 0,88 persen dan industri tumbuh negatif 2,71 persen.
Peningkatan tersebut sejalan dengan banyaknya masyarakat yang menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH), sehingga konsumsi listrik rumah tangga telah mengalami peningkatan.
sumber rri.co.id