Enam Warga Meninggal, Petugas Akui Terkendala Penanganan
Enam warga pendulang emas tradisional Desa Tumbang Mahuroi, Kecamatan
Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, meninggal
dunia akibat banjir bandang menerjang area penambangan emas di
sekitarnya, pada Sabtu (18/4/2020).
"Dari 9 korban, 6 diantaranya meninggal dunia, 3 lainnya selamat," kata Kepala Pos Lapangan BPBD Palangkaraya, Kiwok pada rri.co.id, Senin (20/4/2020).
Kiwok menyatakan, sebelum kejadian banjir bandang, hujan deras mengguyur hingga mendorong debit air turun dari ketinggian perbukitan hingga menghantam pondok warga penambang.
Sementara petugas, lanjut Kiwok, mengalami kendala untuk segera melakukan pertolongan karena jarak tempuh jauh. Adapun jalur menuju lokasi insiden naas tersebut hanya mampu melalui jalan milik perusahaan dengan kondisi curam berliku.
"Dari kota Palangkaraya ke lokasi menempuh hingga 16 jam, dan jalanya curam berliku karena jalan buatan perusahaan sekitar, mereka yang tidak biasa lewat bisa berbahaya," kata Kiwok.
Ditambahkan, tantangan lain adalah keterbatasan sinyal komunikasi. Karena itu, BPBD, Tagana, dan Tim Sar, bekerjasama dengan managemen perusahaan disekitar untuk membantu kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang.
"Kami imbau warga untuk sementara tidak beraktivitas di sekitar tambang terlebih dulu," ujarnya.
sumber http://rri.co.id
"Dari 9 korban, 6 diantaranya meninggal dunia, 3 lainnya selamat," kata Kepala Pos Lapangan BPBD Palangkaraya, Kiwok pada rri.co.id, Senin (20/4/2020).
Kiwok menyatakan, sebelum kejadian banjir bandang, hujan deras mengguyur hingga mendorong debit air turun dari ketinggian perbukitan hingga menghantam pondok warga penambang.
Sementara petugas, lanjut Kiwok, mengalami kendala untuk segera melakukan pertolongan karena jarak tempuh jauh. Adapun jalur menuju lokasi insiden naas tersebut hanya mampu melalui jalan milik perusahaan dengan kondisi curam berliku.
"Dari kota Palangkaraya ke lokasi menempuh hingga 16 jam, dan jalanya curam berliku karena jalan buatan perusahaan sekitar, mereka yang tidak biasa lewat bisa berbahaya," kata Kiwok.
Ditambahkan, tantangan lain adalah keterbatasan sinyal komunikasi. Karena itu, BPBD, Tagana, dan Tim Sar, bekerjasama dengan managemen perusahaan disekitar untuk membantu kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang.
"Kami imbau warga untuk sementara tidak beraktivitas di sekitar tambang terlebih dulu," ujarnya.
sumber http://rri.co.id