Perilaku Sejumlah Staf Khusus Milenial Tersandung Kontroversi
Sebenarnya sangat kurang pas membicarakan persoalan lain di luar
COVID-19, di saat Pemerintah Presiden Joko Widodo dan jajarannya
berupaya keras menangani pandemi tersebut. Akan tetapi, di tengah upaya
pemerintah itu, ada hal yang juga perlu untuk disoroti.
Beberapa staf khusus milenial
Presiden Joko Widodo diketahui juga punya perusahaan dan aktivis
jaringan sosial, namun sampai sekarang masih dinilai baik dan bersih.
Dalam wilayah publik, persoalan etis adalah penting. Kita berharap, staf
khusus milenial lainnya tidak tersandung kontroversi, sebab mereka
orang cerdas, memiliki masa depan gemilang dan punya potensi memajukan
bangsa. Sekali kontroversi muncul, akan sulit menumbuhkan kembali
kepercayaan publik. Ini yang harus dijaga.
sumber rri.co.id
Apa
yang terjadi dengan beberapa staf khusus milenial Presiden Joko Widodo,
diduga telah melalukan kegiatan dengan nuansa conflict of interest. Di
samping ada dugaan kemungkinan soal etika di dalam pemerintahan.
Sebelumnya
ada Belva dan Andi Taufan, lalu terakhir adalah kasus Staf Khusus
bernama Garcia Billy Mambrasar. Ia diketahui diduga terkait dengan PT
Papua Muda Inspiratif untuk mengajukan sebagai penyalur kredit Lembaga
Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi dan UKM. Adalah arahan
kementerian pimpinan Teten Masduki yang menolak pengajuan dari
perusahaan Billy Mambrasar. Sebelumnya, dua staf khusus Presiden dari
kalangan milenial, Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra, telah
mengajukan pengunduran diri kepada Presiden dan segera disetujui oleh
kepala pemerintah.
Andi Taufan disoroti publik
gegara kiriman surat bertanggal 1 April 2020 dengan kop Sekretariat
Kabinet kepada Camat di Pulau Jawa, Sulawesi, hingga Sumatera bahwa PT
Amartha, perusahaan miliknya, akan mengedukasi COVID-19 dan
memfasilitasi kebutuhan APD di daerah.
Sedangkan
Belva Devara mundur karena perusahaannya, Ruangguru, dikaitkan sebagai
mitra dalam progran Kartu Prakerja bersama delapan perusahaan IT
lainnya. Ruangguru dan mitra lainnya menjadi mitra pemerintah. Ditambah
lagi, ternyata Ruangguru adalah perusahaan dengan saham mayoritas dari
investor negara asing. Kedua orang itu, Taufan dan Belva sebenarnya
bukan orang sembarangan, sebab pendidikan mereka hebat, sebutlah Andi
Taufan yang lulusan ITB dan Belva lulusan Nanyang Technological
University, Singapura dengan prestasi membanggakan.
Namun
ternyata, tiga orang staf khusus milenial Presiden Joko Widodo, Billy
Mambrasar, Andi Taufan dan Belva Devara, kendati memiliki latar belakang
pendidikan dan prestasi hebat, perlu juga memahami etika di dalam
pemerintahan dan hubungannya dengan kepentingan pribadi.
Bisa
jadi, tidak ada kerugian negara dalam hal ini, akan tetapi secara
etika, publik menyoroti sangat tajam. Penggunaan Kop SekKab misalnya,
apakah sesuai dengan kewenangannya ? Sebab, staf khusus adalah unsur
supporting pemikiran presiden. Hal ini kesannya sederhana, tetapi
substansial.
sumber rri.co.id