Presiden Joko Widodo Larang Mudik Lebaran
Hampir
lengkap sudah suasana Ramadhan dan Lebaran nanti tanpa mudik. Setelah
Ramadhan tanpa Tarawih dan lebaran belum jelas ada sholat Iednya atau
tidak, kemarin Presiden Joko Widodo resmi menyatakan dilarang mudik bagi
siapapun.
sumber rri.co.id
Menko Kemaritiman dan PLT Menteri
Perhubungan, LB Panjaitan, menegaskan, larangan mudik berlaku mulai
Jum'at lusa. Artinya, awal pertama puasa semua sudah tidak boleh ke
mana-mana, apalagi yang Wilayah Zona Merah. Ramadhan dan Lebaran tahun
ini, akhirnya dipastikan sepi.
Suasana puasa
dan lebaran sepi, tentu sangat terasa, apalagi sepanjang sejarah
republik ini, belum pernah ada kejadian seperti ini. Namun, itu bukan
semata dialami kaum muslim, sebelumnya umat Hindu juga merasakan suasana
berbeda saat Nyepi, umat Nasrani harus memperingati Paskah secara jarak
jauh dengan siaran radio dan online, kaum Konghucu pada awal virus
Corona merebak, juga sudah mengalami suasana Imlek yang berbeda ketika
itu.
Namun yang perlu dipahami sesungguhnya
adalah bukan esensi dari peringatan atau perayaan Hari Raya umat
beragama. Ini yang perlu dipahami semua pihak. Esensi atau substansi
hari raya tetap dijalankan, akan tetapi suasana ritualnya yang berbeda.
Suasana
berbeda itu sengaja dipaksakan karena selama ini, kegiatan peringatan
atau perayaan dalam rangkaian Hari Raya, selalu ditandai adanya umat
berkumpul. Dan pada masa ini, orang berkumpul itu punya potensi
memperluas agresifitas penyebaran virus corona.
Maknanya
adalah kita semua Bangsa Indonesia dan selaku umat beragama, harus
paham mengenai kondisi ini. Mudik dilarang karena saat mudik, akan ada
potensi besar penyebaran virus corona tersebut. Sampai kini, tidak ada
satupun obat untuk mematikan virus corona yang dapat kita lalukan adalah
menghambat penyebaran dan penularannya.
sumber rri.co.id