Sepinya Ramadhan di Tengah Pandemik Corona
peringatan Hari Kartini dan menjelang bulan suci bagi umat Islam
yakni bulan Ramadhan terasa sepi sekali. Tidak ada peragaan busana
Kartinian, tidak ada semarak seminar memperingati Emansipasi Perempuan,
tidak ada juga semarak Ibu-Ibu PKK dan Dharma Wanita memperingati Hari
Kartini. Sekalipun ada, suasananya sangat mininalis dan terbatas.
Sebagian besar kegiatan sekarang dilakukan online.
Terkait
dengan itu, ada baiknya, kementerian Agama dan MUI tetap menerbitkan
Fatwa tentang Puasa selama pandemic COVID-19. Fatwa MUI menjadi penting
saat kondisi sekarang. Hal ini perlu, untuk menguatkan umat agar yakin
dirinya mampu menjalankan Puasa Ramadhan selama COVID-19.
sumber rri.co.id
Disamping
perayaan Kartinian yang sepi, suasana menyambut Ramadhan juga terbilang
minimalis. Biasanya, pada pekan terakhir jelang Ramadhan, banyak
kantor, instansi atau komunitas lain melaksanakan munggahan. Acara doa
dan makan bersama jelang Ramadhan. Tapi tahun ini sepi. Suasana di
Masjid, mushola dan surau juga sepi. Karpet-karpet semua digulung agar
tidak menjadi media penyebar virus corona.
Seruan
Tarawih di masjid tidak ada. Agenda Sahur bersama dan Ifthar Jamain
juga tidak ada. Semua diarahkan dilakukan di rumah. Semua diharapkan
tetap di rumah, beribadah di rumah, makan di rumah, berkantor dan
berniaga di rumah, menyehatan badan, menjaga imunitas dan tetap menjaga
jarak, phisycal distancing. Konon arahannya, semua itu dilakukan agar
penyebaran virus corona dihambat, dan warga dapat sehat kembali. Upaya
prioritas adalah menjaga jarak dan menguatkan imunitas tubuh.
Mengapa
kaum muslim tidak boleh sholat jumat dan sholat tarawih, adalah dalam
upaya menghindari orang berkumpul agar tidak menambah sebaran virus
corona. Lantas bagaimana juga dengan upaya menjaga kesehatan dan
menguatkan imunitas tubuh selama puasa Ramadhan?
Adalah
Rudi Valinka penulis "A Man called Ahok" dalam akun twitter @Kurawa
pernah mengusulkan agar kementerian Agama dan MUI mengeluarkan fatwa
tidak berpuasa dan mengganti fidyah. Usulan itu dikecam banyak orang. Di
Al Jazair juga ada orang seperti Rudi Valinka, namanya Nourredine
Boukrouh. Ia juga dikecam di negaranya.
sumber rri.co.id