50 Ribu Alat Uji PCR Covid-19 akan Diproduksi Akhir Mei
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro menargetkan 50.000 alat tes (test kit) PCR dapat diproduksi pada akhir bulan ini untuk mendeteksi COVID-19.
"Saat
ini sudah disiapkan 10 boks yang untuk melakukan validasi dan
registrasi, targetnya bulan ini bisa diselesaikan sehingga akhir Mei
2020 ini sudah bisa diproduksi 50.000 test kit dan tentunya," kata
Menristek dalam konferensi video rapat gabungan bersama DPR, Jakarta,
Selasa (5/5/2020).
Di dalam 10 boks
tersebut, terdapat 250 perangkat test kit PCR. Perangkat ini berada
dalam tahap uji validasi di Kementerian Kesehatan. Perangkat uji PCR
buatan lokal itu memiliki kelebihan dibanding alat yang diimpor. Hal
tersebut dikarenakan dikembangkan berdasarkan virus yang beredar di
Indonesia.
"Desain dari PCR test kit
menggunakan analisa bioinformatika dengan virus yang spesifikasinya
paling dekat dengan virus yang lokal transmisi atau virus yang ada di
indonesia," tambahnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Hammam Riza mengatakan, saat ini terdapat dua bahan baku yang
sedang ditunggu dari luar negeri.
"Menunggu
dua lagi bahan baku yang kita impor untuk melengkapi keseluruhan
produksi 50.000 (perangkat uji PCR) pada akhir bulan Mei," ujarnya.
Selain itu, BPPT juga sedang mengembangkan ventilator portabel berbasis ambubag. Saat ini, alat tersebut masih dalam proses uji.
Hammam menuturkan jika ventilator itu akan diproduksi melalui PT LEN, PT Polijaya dan PT Dharma.
"Saat
ini kita berharap pada minggu ini kita dapat menyerahkan kepada rumah
sakit melalui Dirjen Farmalkes (Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan) untuk melaksanakan uji klinis," tutur Hammam.
Ia
menuturkan, ventilator ambubag itu dapat dimanfaatkan untuk kondisi
darurat dan digunakan dalam instalasi gawat darurat dan ambulans.
sumber rri.co.id