Highlight

Begini Alasan Kenapa Harga BBM Belum Turun

Vice President (VP) Corporate Communication PT. Pertamina (Persero) Fajriyah Usman memastikan hingga saat ini pihaknya tidak mengubah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi maupun penugasan sejak 2016. Padahal menurutnya harga minyak dunia saat itu sempat mengalami kenaikan cukup tinggi.
Akan tetapi saat ini harga mentah di pasar  dunia sedang mengalami penurunan drastis, salah satunya karena terdampak wabah pandemi global Coronavirus atau Covid/19. Bahkan, harga minyak Amerika Serikat (AS) sempat mengalami minus.
Namun meski demikian Pertamina hingga saat ini tampaknya memang belum ada rencana menurunkan harga jual BBM, baik harga minyak subsidi maupun harga minyak penugasan.
“Kenapa kita (Pertamina) belum menurunkan harga, harga BBM subsidi maupun penugasan sejak 2016 tidak mengalami kenaikan, walaupun waktu harga minyak dunia tinggi," kata Fajriyah Usman  saat menggelar acara teleconference di Jakarta, Minggu (3//5/2020).
Menurut Fajriyah, produk Pertamina  non subsidi juga telah mengalami penurunan seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo dan lain-lain.
"Januari 2020 dan Februari 2020 untuk Pertamax series. Di 2019 sudah ada dua kali juga penurunan beberapa produk tersebut," jelasnya.

"Penurunan terus kami lakukan, evaluasi harga kami lakukan sampai saat ini Pertamina terus memonitor dinamika harga crude (minyak mentah) dunia," terangnya.
Menurut Fajriyah, pihaknya tengah menyoroti perkembangan minyak kaitannya kondisi global. Dirinya menambahkan berbagai negara mengalami kondisi berbeda karena terdampak Coronavirus (Covid-19).
Sementara itu berdasarkan data dari Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), China (Tiongkok) sendiri tengah mengalami perbaikan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga minyak.
Sedangkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) khabarnya juga berniat akan memangkas produksi untuk mendorong keniakan harga minyak
"Kita (Pertamina) masih menunggu kelanjutan produsen minyak OPEC maupun non OPEC yang akan mengurangi kapasitas produksinya sekitar 9,7 juta barel per hari mulai Mei 2020 hingga Juni 2020," pungkas Fajriyah Usman.
sumber rri.co.id