Highlight

Puasa 18 Jam, WNI Skandinavia Berbagi Resep Makanan

Pada akhir pekan ini, KBRI Stockholm telah memfasilitasi kegiatan yang diinisiasi oleh WNI di Swedia, yaitu Tim "2AnakRantau", Connie Paloma dan Stanley Setiawan. 
Kegiatan itu diinisiasi oleh WNI yang bertempat tinggal di Swedia dengan tujuan utama memberikan inspirasi memasak sederhana, namun bernutrisi tinggi dalam masa puasa bagi para WNI yang tinggal di Swedia dan negara Skandinavia lainnya.
Dubes Bagas menyatakan bahwa kegiatan berpuasa merupakan Ibadah yang wajib dilakukan, yaitu bagi umat Muslim. Dan kini di Swedia sudah masuk dalam waktu puasa selama 18 jam. Apalagi keadaan sekarang ini yang ditambah dengan adanya pandemi, tentunya semakin memberatkan Ibadah puasa.
"Oleh karena itu, asupan nutrisi dari makanan, khususnya makanan sahur dan berbuka, harus sangat baik. Namun demikian, saya juga mengetahui keterbatasan kita untuk memasak sesuatu yang kompleks. Masakan itu harus sederhana, namun memiliki nutrisi yang baik, agar kita kuat menjalani Ibadah puasa hingga 18 jam atau bahkan lebih" ujar Dubes Bagas Hapsoro saat melangsungkan kegiatan tersebut, yang berlangsung pada Jumat (8/5) waktu setempat, dalam rilis resmi yang diterima RRI, Jakarta (9/5/2020).
Sementara itu Chef Yoocy yang memberikan praktek memasak tersebut, memilih menu berbuka, yaitu sup ayam dan nasi ayam hainan. Sedangkan untuk menu sahur dipilih fritata dengan daun kale dan ikan asap.
"Ini menu yang cukup mudah ditemukan bahan-bahannya karena dapat ditemui di banyak toko asia di negara-negara Eropa. Selain itu, menu tersebut bisa dihidangkan bersama nasi putih dan salad, cocok dengan lidah kita orang Indonesia" ujar Yoocy.
Dalam kegiatan live cooking ini, sembari Yoocy memasak, pakar kuliner senior, William Wongso memberikan penjelasan terkait asal-usul dan latar masakan tersebut. Ia juga memberikan arahan dan masukan dalam memasak dan juga usulan-usulan penggunaan bumbu dan cara memasak.
"Di masa sekarang ini, ketika masa puasa, bahkan sekarang di tengah-tengah masa pandemi, saya selalu sampaikan kepada ibu-ibu agar jangan fokus dengan resep. Fokuslah dengan membuat stok bumbu, seperti bumbu kuning, merah, dan lain-lain. Kalau sudah ada bumbunya, mau masak apa tinggal dicocokan dengan pilihan lauk yang tersedia, baik itu ayam, daging, maupun ikan" ujar William.
Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah WNI yang tinggal di Swedia, negara-negara Skandinavia dan Eropa lainnya, bahkan yang tinggal di Indonesia. Kegiatan semacam ini dipandang baik untuk terus dilakukan untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan WNI di Swedia dan Latvia dalam masa pandemi Covid-19.
sumber rri.co.id