Highlight

Tekuni Olahan Buah Apel Tak Layak Jual Jadi Nilai Tambah

Siapa sih di Indonesia yang tidak kenal dengan Apel asal Batu Malang? Ketenarannya sudah terdengar di seluruh Indonesia.
Bahkan, pasar International sudah menjadi pelanggan setia. Peluang usaha dari Apel Batu ini dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha startup pertanian, Syamsul Huda. Omzet hingga ratusan juta pun berhasil diraihnya.
Dengan alamnya yang sejuk, Kota Batu memang dikenal sebagai daerah penghasil buah Apel berkualitas. Masyarakat di Batu pun  banyak yang menjadi pengusaha buah apel. Peluang ini yang dibaca Syamsul Huda yang membangun start up pertanian. Syamsul Huda menekuni bisnis olahan dari buah apel sejak tahun 2001.
“Awalnya saya merasa prihatin. Karena, produktivitas saat itu mengalami penurunan, sehingga hasil panen petani hanya 70% yang layak jual, selebihnya tidak layak jual. Melihat keadaan ini, saya berinisiatif untuk mengolahnya agar dapat memberikan nilai tambah pada produk apel yang tidak layak jual,” cerita Syamsul panggilan akrabnya, Minggu (10/5).
Apel dapat diolah menjadi berbagai macam produk yaitu keripik, dodol, jenang, sari apel, manisan apel, bakpia apel, carang apel dan sirup buah. Bila dapat mengolahnya dengan baik dan benar, bisa jadi hal ini merupakan peluang bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat secara luas.
Kesuksesan dalam berbisnis olahan apel telah dirasakan oleh Syamsul. Berbagai prestasi pun telah disematkan kepadanya, diantaranya Juara I Wirausaha Muda UKM Award Parasamya Kertanugraha Propinsi Jawa Timur Tahun 2009, Juara I Sari Apel Terbaik Festival Apple Day Tahun 2015, dan 8 prestasi lainnya yang dapat mengangkat bisnisnya menuju puncak.
Berkat kegigihannya dan selalu menjaga kualitas produknya, omzet usahanya saat ini telah mendulang tinggi hingga Rp 200 juta per bulan.
Direktur sekaligus owner CV. Bagus Agriseta Mandiri yang berdiri pada luasan tanah 750 m2, telah memberikan peluang kesempatan pada masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pekerjaannya. Sejumlah lebih dari 50 karyawan telah menjadi keluarga besarnya. Dalam berkarya Syamsul mengembangkan sayapnya dengan membuka kelas pelatihan, wisata edukasi dan kegiatan sosial.
Apa yang telah dicapai oleh Syamsul Huda sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam berbagai kesempatan, Menteri SYL mengatakan adanya musibah wabah Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti.
Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Ia menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
Semangat ini, menurut Dedi, dimiliki generasi milenial. Untuk itu, Kementan terus mendorong hadirnya petani milenial yang diharapkan bisa turut mendongkrak produksi pertanian di Tanah Air dengan inovasi yang dilakukan.
sumber rri.co.id