Highlight

Illegal Fishing, Bom Ikan Masih Jadi Masalah


Ekosistem alam bawah laut yang bersih dan lestari berdampak positif bagi keberlangsungan hidup ikan dan makhluk laut lainnya.
Kelestarian biota laut ini menjadi tanggung jawab bersama sehingga harus dijaga dari aksi pengrusakan.
Menangkap ikan secara ilegal (illegal fishing) seperti penggunaan bom ikan, potasium dan melepas jangkar ke terumbu karang, adalah cara-cara yang harus dihindari jika tidak ingin melihat ekosistem laut rusak.
Komandan LANAL Mataram, Kolonel (P) Suratun
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram Kolonel (P) Suratun, mengatakan bahwa penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak sangat tidak baik karena di satu sisi merugikan nelayan dan di sisi lainnya berdampak terhadap anak cucu kedepannya.
"Pencegahan langkah yang kita kedepankan dengan melakukan edukasi kepada para nelayan atau masyarakat pesisir. Edukasi kita awali kepada nelayan agar ketika pergi melaut tidak melakukan tindakan ilegal seperti menangkap ikan dengan bahan peledak," jelasnya, Minggu (28/6/2020).
Ia menegaskan, penindakan juga akan dikenakan ataupun diberikan kepada nelayan yang terbukti mengunakan bom ikan. Bahkan untuk semua pihak yang secara sengaja melakukan perbuatan illegal fishing.
Sesuai peraturan pemerintah dan undang-undang yang menyatakan bahwa melaksanakan penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bom itu dilarang.
"Oleh karena itu, seandainya ada nelayan-nelayan yang masih nakal dan sebagainya di laut, kita ketemu ya kita tindak, kita tangkap dan kita selidiki dan nanti pasti ada sanksi," tegas Suratun.
Nelayan Mataram, Lombok, sedang melaut
"Jadi kalau sudah di laut dan tidak bisa dibina lagi, kita harus berikan efek jera agar tdak mengulangi lagi perbuatannya tersebut," ujarnya menambahkan.
Pangakalan Angkatan Laut Mataram, kata dia, memiliki peralatan dan sarana prasarana memadai dalam mengawasi periaran Nusa Tenggara Barat dari aksi yang melanggar hukum.
Bahkan dengan luasnya perairan NTB yang akan diamankan, kapal-kapal yang ada secara berkesinambungan melakukan patroli.
Menurut Suratin, kapal-kapal besar juga didatangkan dari armada Surabaya dalam memaksimalkan pengamanan di perairan Selat Lombok yang semakin ramai dilintasi kapal-kapal internasional.
"Jadi salah satu konsekuensi kita adalah mengamankan dan mengawasi agar jangan sampai ada tindakan-tindakan ilegal dan juga jaminan keamanan dari kita. Karena salah satu contoh, kalau Selat Lombok sudah dimanfaatkan oleh internasional tapi kita sendiri tidak memberikan situasi yang nyaman, kita akan kena komplain," sambungnya.
"Jangan sampai nelayan-nelayan kita karena ketidaktahuannya akan membuat situasi yang tidak menguntungkan pelaku-pelaku pelayaran. Seperti halnya ada kapal internasional yang melintas di Selat Lombok dan nelayan kota bergiat di laut tidak memahami itu sehingga mengganggu lintasan mereka, akan berbahaya bagi nelayan itu sendiri beserta kapal tersebut," tutupnya.