Highlight

Kualitas Ganja Indonesia Menyaingi Eropa, Begini Bahayanya

Peredaran Narkotika jenis Ganja di Kalimantan Timur, terutama di Samarinda semakin mengkhawatirkan. Itu terbukti dengan upaya penggagalan pengiriman ganja dari Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu yang berhasil dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur dan BNN Kota Samarinda. Pengiriman barang haram itu diketahui diatur oleh seorang bandar AD berdomisili di Kalimantan Utara. 
Hasil peneyidikan kasus tersebut turut ditangkap dua orang sebagai penerima paket, adalah JJ (20) dan AR (24) dengan barang bukti narkotika jenis ganja kurang lebih 1.500 gram.
“Peminat ganja  di Kalimantan Timur untuk kalangan anak muda dan mahasiswa angkanya tinggi. Karena itu, kami BNN menolak tegas upaya rencana legalisasi ganja di Indonesia seperti yang dilakukan di negara Eropa,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BNN Kota Samarinda Halomoan Tampubolon di Samarinda, Rabu, (24/6/2020).
Menurut Halomoan, ganja hasil tanam di Indonesia berbeda dengan ganja yang beredar di Eropa atau Amerika Serikat. Ganja dari Indonesia, jelas dia, mengandung zat kimia tetrahydrocannabinol (THC) tinggi.
Sedangkan ganja di Eropa dan AS, kata Halomoan, lebih mengandung zat cannabidiol (CBD). THC diyakini mengandung psikoaktif sedangkan CBD tidak. 
"Kalau ganja di Indonesia mengandung THC tertinggi di dunia. Sehingga, dampaknya ke syaraf. Kalau di Eropa, tidak. Mereka juga ditanam di rumah kaca, dan sudah semacam hasil genetika," ungkap Halomoan.
Sehingga, dia mengklaim ganja hasil tanaman Indonesia memiliki daya rusak luar biasa. Sementara, bagi peminat ganja di Kalimantan Timur, khususnya Samarinda diakuinya berada pada kalangan anak muda.
"Seperti pelajar dan mahasiswa. Bahkan hasil pemeriksaan awal terhadap tersangka penerima paket ganja ini, mereka saling mengenal karena dari satu kampus yang sama. Jadi, antara bandar dan penerima paket ini, dulu satu kampus yang sama dan satu organisasi teather yang sama," kata dia.
Saat ini, lanjut dia, BNN Kota Samarinda terus berupaya melakukan pencegahan narkoba. Dia mengatakan kerja sama dengan lembaga pendidikan di Kalimantan Timur seperti Perguruan Tinggi dan sekolah semakin ditingkatkan.
"BNN Kota Samarinda maupun BNN Kalimantan Timur dalam bentuk kegiatan sosialisasi maupun screening tes urine terus berjalan. Generasi ini harus kita selamatkan bersama agar berprestasi tanpa narkoba," kata Halomoan.
sumber rri.co.id