Usir Corona dengan Kentongan dan Protokol Kesehatan
Membuat tumpeng buceng tulak
sayur tujuh jenis dan menabuh kentongan secara serentak pukul 22.00 WIB,
selama tujuh menit dan dilaksanakan tujuh malam jumat berturut turut.
"Awalnya banyak masukan dari berbagai tokoh sepuh (para tetua) serta poro winasis bahwa pagebluk ini kalau jaman dahulu akan hilang dengan tabuhan kentongan, panggang, ingkung, buceng tulak, serta sayur dari tujuh jenis sayuran dijadikan satu,” ungkapnya, Minggu (7/6/2020).
Dia lanjut menuturkan, suara gemuruh yang nantinya terdengar di mana-mana, diyakini bisa membantu menghilangkan wabah Corona. Semua dilakukan warga dengan swadaya alias gotong royong.
Selain cara itu, berbagai penerapan aturan hidup sehat di setiap lingkungan diperketat dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Selama karantina 14 hari, warga mendapatkan fasilitas serta makan minum dari Dapur Umum," ujarnya.
Cara tersebut dahulu dipercaya dapat mengusir pagebluk
(penyakit atau wabah). Dan sekarang, ritual itu coba diterapkan kembali
oleh Pemerintah Desa dan seluruh warga Desa Ngreco, Kecamatan
Tegalombo, Pacitan .
Kepala Desa Ngreco, Susilo Hadi mengatakan,
Desa Ngreco merupakan Kampung Tangguh Semeru Covid-19, sehingga pihak
Pemdes selain menerapkan semua protokol kesehatan, juga merasa perlu
menghidupkan tradisi ini."Awalnya banyak masukan dari berbagai tokoh sepuh (para tetua) serta poro winasis bahwa pagebluk ini kalau jaman dahulu akan hilang dengan tabuhan kentongan, panggang, ingkung, buceng tulak, serta sayur dari tujuh jenis sayuran dijadikan satu,” ungkapnya, Minggu (7/6/2020).
Dia lanjut menuturkan, suara gemuruh yang nantinya terdengar di mana-mana, diyakini bisa membantu menghilangkan wabah Corona. Semua dilakukan warga dengan swadaya alias gotong royong.
Selain cara itu, berbagai penerapan aturan hidup sehat di setiap lingkungan diperketat dengan menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Hadi, selain penjagaan ketat, pihaknya juga melakukan pendataan warga yang mudik ODR (Orang Dalam Resiko).
Berikutnya,
soal keamanan lingkungan dari potensi terjadinya tindak kriminal di
tengah sulitnya perekonomian, pengamanan berkelompok atau siskamling
diberlakukan.
Sempat
terjadi pencurian beberapa waktu lalu, sehingga demi menjamin keamanan
warga, tak hanya penjagaan dari pos kamling saja yang diperketat. Tapi
setiap jarak tiga rumah, warga digerakkan untuk berkelompok menjaga
lingkungan setiap malam.
Kembali ke penanganan sekaligus mencegah
penyebaran virus Corona, Pemdes beserta para relawan juga sosialisasi
bagaimana membuat tempat karantina bagi warga yang mudik di Dusun Jajar.
Salah satunya adalah mendirikan Dapur Umum."Selama karantina 14 hari, warga mendapatkan fasilitas serta makan minum dari Dapur Umum," ujarnya.
Menurut
Susilo, dengan anggaran Dana Desa Ngreco, baik itu Pemdes, RT RW Kasun,
beserta relawan, akhirnya dapat terus bekerja keras melakukan
penyemprotan disinfektan.
Mereka
juga dapat membagikan masker ke setiap warga serta renovasi maupun
pengadaan fasilitas tempat karantina. Bahkan Dapur Umum juga berdiri
lewat dana desa tersebut.
"Sampai
saat ini, ODR (Orang Dalam Resiko) yang masuk karantina ada 25 orang.
Semuanya kita cukupi dengan anggaran Dana Desa Darurat Penanganan
Covid-19. Masyarakat juga terus komitmen serta semangat dalam memutus
mata rantai penyebaran virus Corona ini di Desa Ngreco dengan gotong
royong dan menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.