Fenomena Aphelion, Apakah Berdampak ke Indonesia?
Di bulan Juli, setiap tahunnya terjadi fenomena Aphelion, yaitu Bumi
sedang berada pada titik Aphelion atau titik terjauh dengan matahari.
Melansir laman Langit Selatan, Senin (6/7/2020), bumi berada di titik terjauh dari matahari dengan jarak 1,0167 AU atau 152.505.000 kilometer.
Sementara pada Sabtu (4/7/2020), pukul 18.34 WIB, bumi berada di jarak 152.095.295 kilometer dari bumi.
"Yang memengaruhi Aphellion adalah bentuk orbit bumi yang bukan lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips," kata Peneliti dari Pusat Sains Antartika, Andi Pangerang kepada awak media, Minggu (5/7/2020).
Andi menjelaskan, sebenarnya fenomena Aphelion tidak berdampak signifikan pada Indonesia.
Posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari matahari juga tidak memengaruhi panas yang diterima bumi.
Hal ini karena radiasi dari matahari terdistribusi secara merata di seluruh permukaan bumi.
"Sehingga, jarak bumi ke matahari tidak terlalu signifikan memengaruhi tingkat radiasi yang mengenai permukaan bumi, jadi dampak signifikan dari Aphelion tidak ada, tetapi cuaca yang belakangan ini lebih dingin lebih disebabkan oleh angin muson tenggara yang bertiup dari Australia ke Asia," papar Andi.
Dia menjelaskan, distribusi yang paling signifikan memengaruhi cuaca bumi disebabkan oleh pola angin.
Mengingat saat ini angin bertiup dari arah selatan yang tengah mengalami musim dingin, maka Indonesia akan merasakan suhu yang lebih dingin.
sumber rri.co.id
Melansir laman Langit Selatan, Senin (6/7/2020), bumi berada di titik terjauh dari matahari dengan jarak 1,0167 AU atau 152.505.000 kilometer.
Sementara pada Sabtu (4/7/2020), pukul 18.34 WIB, bumi berada di jarak 152.095.295 kilometer dari bumi.
"Yang memengaruhi Aphellion adalah bentuk orbit bumi yang bukan lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips," kata Peneliti dari Pusat Sains Antartika, Andi Pangerang kepada awak media, Minggu (5/7/2020).
Andi menjelaskan, sebenarnya fenomena Aphelion tidak berdampak signifikan pada Indonesia.
Posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari matahari juga tidak memengaruhi panas yang diterima bumi.
Hal ini karena radiasi dari matahari terdistribusi secara merata di seluruh permukaan bumi.
"Sehingga, jarak bumi ke matahari tidak terlalu signifikan memengaruhi tingkat radiasi yang mengenai permukaan bumi, jadi dampak signifikan dari Aphelion tidak ada, tetapi cuaca yang belakangan ini lebih dingin lebih disebabkan oleh angin muson tenggara yang bertiup dari Australia ke Asia," papar Andi.
Dia menjelaskan, distribusi yang paling signifikan memengaruhi cuaca bumi disebabkan oleh pola angin.
Mengingat saat ini angin bertiup dari arah selatan yang tengah mengalami musim dingin, maka Indonesia akan merasakan suhu yang lebih dingin.
sumber rri.co.id