Kemenperin Akselerasi Pengembangan Kawasan Industri Batang
Kementerian
Perindustrian mendukung akselerasi pengembangan kawasan industri di
Batang, Jawa Tengah. Hal ini guna menangkap peluang masuknya investasi
potensial ke tanah air dari sejumlah sektor industri yang ingin
merelokasi pabriknya dari China.
“Kami
melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis.
Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang
yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani,” kata Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela kunjungan kerjanya
mendampingi Presiden Joko Widodo pada agenda meninjau Kawasan Industri
Batang, Selasa (30/6).
Menperin
menegaskan, pihaknya akan mendorong kepada pengelola kawasan industri
untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan
energi dan akses logistik. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor
karena terciptanya area yang terintegrasi.
“Pemerintah
tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi
apa saja yang dibutuhkan mereka. Tentunya pemerintah ingin menciptakan
iklim usaha yang kondusif, mulai dari memberikan kemudahan izin usaha
hingga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal,” paparnya.
Beberapa
perusahaan multinasional yang akan merelokasi pabriknya dari China ke
Indonesia, antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan
Amerika Serikat. Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang sudah
memastikan bakal merelokasi usahanya ke Indonesia. Diperkirakan relokasi
tersebut akan mendatangkan nilai investasi sebesar USD850 juta dolar
dan mampu menyerap 30.000 tenaga kerja lokal.
Bidang
usaha perusahaan yang akan relokasi tersebut meliputi industri
elektronika, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku
cadang kendaraan bermotor yang semuanya berorientasi ekspor. Selain itu,
terdapat 17 perusahaan lain yang menyatakan komitmen untuk melakukan
relokasi atau diversifikasi usaha mereka ke Indonesia, dengan proyeksi
total nilai investasi sebesar USD37 miliar dan menyerap tenaga kerja
mencapai 112.000 orang.
Salah
satu investor potensial tersebut adalah LG Chemical, yang ingin
menggelontorkan dananya hingga USD9,8 miliar, dengan potensi penyerapan
kerja sebanyak 14.000 orang. Perusahaan lainnya, yakni PT Meiloon
Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT Kenda
Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing
Indonesia.
“Selama ini aktivitas industri memberikan multiplier effect
yang luas bagi perekonomian nasional, salah satunya adalah penyerapan
tenaga kerja,” ungkap Agus. Di samping itu, dengan membuktikan peran
besarnya sebagai tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi, sektor
industri mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta
penyumbang devisa secara signifikan dari ekspor dan pajak.
“Dari
data yang kami rangkum, sudah ada sekitar 150 perusahaan yang akan
hengkang dari China. Dari jumlah tersebut, 110 perusahaan berasal dari
Amerika Serikat dan 40 lainnya berasal dari Jepang. Ini tentu sebuah
potensi yang harus kita tangkap dan harus betul-betul siap,” tandasnya.
Lebih lanjut, menurut Agus, Indonesia sudah mempunyai insentif fiskal yang dapat menarik minat investor, seperti tax holiday, tax allowance, hingga super deduction tax.
Oleh karena itu, Agus optimistis, Indonesia masih menjadi salah satu
negara tujuan utama investasi di kawasan ASEAN. “Negara ASEAN lainnya
pasti berlomba-lomba menggelar karpet merah untuk 150 perusahaan itu,
termasuk India dan Bangladesh,” ujarnya.
Pengembangan
kawasan Industri Batang berada di areal N 9 atau PTPN IX Siluwok dengan
luas sekitar 4.300 hektare (ha). Keunggulan kawasan ini, di antaranya
adalah akses rel kereta api, pelabuhan, dan sejajar dengan Tol Trans
Jawa.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
sumber kemenperin.go.id