Highlight

Swab Test Aneh yang Tak Jelas Maksudnya

Dugaan  kriminalisasi kepada tiga aktivis lingkungan hidup ternyata dialami sendiri oleh Direktur Eksekutif Daerah Walhi Kalimantan Timur, Yohana Tiko. 

Dugaan ini dialami sendiri oleh Tiko dengan modus sejumlah oknum yang mengaku sebagai tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda melakukan swab test. 

"Iya benar, kejadiannya hari Rabu lalu, (29/7/2020)," kata Tiko saat dikonfirmasi langsung oleh RRI, Minggu (2/8/2020).

Tiko menceritakan ada sejumlah oknum yang mengaku sebagai tenaga kesehatan datang ke Kelurahan Dadi Mulya, Kabupaten Samarinda, Kalimantan Timur. 

"Saya ngga berani sebut berapa orang, yang jelas yang datang langsung ke kantor Walhi ada 3 orang. Sementara rekan-rekannya yang lain ada di dalam mobil," lanjut Tiko.

Awal mula kejadian, oknum tersebut terlebih dahulu mengunjungi kantor Pokja 30 sebelum akhirnya ke kantor Walhi.

Oknum itu mengaku bahwa mereka datang dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

Mereka ditugaskan untuk melakukan tes swab ke para warga dengan iming-iming tidak dipungut biaya. 

"Ya, kita merasa oke saja testing," ujarnya. 

Kecurigaan Tiko muncul ketika dirinya menanyakan perihal surat tugas oknum tersebut. Karena mereka tidak menunjukkan surat tugas itu. 

Tiko menambahkan, mereka (oknum) tidak menggunakan APD lengkap ketika hendak melakukan tes swab. 

"Ada yang hanya menggunakan kaos. Ada juga yang pakai APD, tapi lengan pendek," ucap Tiko.  

"Kami sempat bertanya, ini hasilnya berapa lama keluar?' lalu mereka jawab hasilnya keluar 2-4 hari lagi," katanya. 

Tiko pun mengiyakan dan mempersilahkan dirinya serta teman-teman yang lain untuk tes swab. 

Namun, keesokan harinya, kata Tiko, beberapa orang yang mengaku sebagai petugas penyemprotan disinfektan datang ke kantor Walhi Kaltim. 

"Mereka mengkonfirmasi ke kami bahwa di Walhi ada 3 orang yang positif Covid-19," tutur Tiko. 

Tak lantas percaya begitu saja, Tiko pun menanyakan kepada mereka tentang hasil pemeriksaannya. 

"Dan ternyata tidak juga diberikan. Dia hanya menginfokan bahwa kami harus diisolasi di rumah sakit," sambungnya. 

Sebelumnya, Tiko diinfokan oleh oknum tenaga kesehatan (nakes) yang melakukan swab test, bahwa hasil tes akan diberikan melalui aplikasi pesan singkat (WhatsApp). 

Namun, kenyataannya hasil tes keluar lebih cepat. Itu pun disampaikan oleh orang yang berbeda. 

"Kami diminta untuk isolasi di RS. Tapi kami juga tidak dikabari rumah sakitnya yang mana," tegasnya.  

Kemudian, Jumat (31/7/2020), sepucuk surat dari Kelurahan Dadi Mulya datang ke kantor Walhi.

Di situ tertulis, warga keberatan jika ketiga orang yang dinyatakan positif tadi, mengisolasi mandiri di rumah. 

Tak lama setelah surat itu datang, pihak Walhi termasuk Tiko dijemput oleh mobil Ambulance. 

Tiko sendiri tidak keberatan jika dirinya harus diisolasi di Rumah Sakit. Ia hanya menekankan, bukti tes swab secara tertulis. 

Hingga berita ini diturunkan, pihak Walhi masih mengkonfirmasi kejadian ini ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

sumber rri.co.id