Masih Sunnahkah Menggunakan Minyak Wangi Saat Berpuasa?
Menggunakan minyak wangi atau parfum merupakan sunnah yang disukai. Selain mendapatkan pahala tentu membuat tubuh beraroma harum.
Namun, apakah menggunakan minyak wangi di saat berpuasa juga disyariatkan? mengingat puasa merupakan wujud ibadah yang salah satu hikmahnya adalah menjauhi kesenangan dan kemewahan.
Dikutip dari NU Online, ulama mazhab Syafi’i berpandangan menggunakan minyak wangi di siang hari bulan puasa adalah tidak sunnah atau makruh.
Hal ini dikarenakan dalam penggunaan minyak wangi terdapat kandungan makna kemewahan di dalamnya yang tidak selaras dengan tujuan dari puasa.
Namun hukum makruh ini akan hilang tatkala sudah masuk waktu maghrib atau masuk waktu malam hari. Penjelasan hukum demikian seperti yang terdapat dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah yang artinya :
“Para ulama Syafi’iyyah berkata: Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangi-wangian dan memegangnya. Maksud dari wangi-wangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari, sebab dalam menggunakan wangi-wangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangi-wangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim” (Kementrian Wakaf dan Urusan Keagamaan Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, juz 13, hal. 178).
Hal yang senada juga diungkapkan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin yang artinya : “Dan disunnahkan (saat hari Jumat) menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram” (Syekh Abu Bakr Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, juz 2, hal. 97).