Bokek Karena Pandemi, Pecandu Narkoba Tobat Meningkat
Pengajuan layanan rehabilitasi para pecandu narkoba di Mataram, Nusa
Tenggara Barat (NTB), dilaporkan meningkat selama masa pandemi virus
corona (Covid-19) masuk ke Indonesia.
Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota (BNN-K) Mataram Heri Sutowo mengatakan, para peserta rehabilitasi ini tobat atau menyadari kesalahan atas perbuatannya menggunakan narkoba selama ini, sehingga datang secara sukarela dengan keinginan kuat untuk sembuh.
"Dari catatan kami dengan adanya pandemi Covid-19 ini, justru orang yang datang rehab ke sini cukup tinggi. Dengan bulan yang sama di tahun yang berbeda, untuk lalu itu kisaran angka 62 orang, tetapi pada tahun ini mencapai 96 orang," kata Heri kepada RRI, Selasa, (9/5/2020).
Heri mengungkapkan, 96 pasien tersebut menjalani rehabilitasi di Klinik Pratama BNN Kota Mataram.
"Hingga saat ini sebanyak 40 orang sudah selesai melakukan rehabilitasi, artinya tingkat keinginan mereka untuk sembuh itu tinggi," terangnya.
Secara terpisah, konselor pecandu narkoba Adiksi Asikin mengatakan, peningkatan jumlah pasien mengajukan rehabiltasi di tengah pandemi ini salah satunya disebabkan faktor ekonomi berkurang drastis dampak Covid-19, hingga mengalami bokek alias tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebiasaan buruk mengonsumsi narkoba.
"Jelas tidak bisa dipungkiri, setelah adanya pandemi ini mereka tidak punya apa-apa dan memutuskan untuk mengakses rehabilitasi atau rawat jalan," ujarnya.
Kendati begitu, ia meyakini, sebagian besar peserta rehabilitasi didorong kesadaran untuk sembuh.
"Kalau kita melihat sisi positif dari wabah covid-19 ya ini para pengguna ramai-ramai untuk rehab," pungkasnya.
sumber rri.co.id
Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota (BNN-K) Mataram Heri Sutowo mengatakan, para peserta rehabilitasi ini tobat atau menyadari kesalahan atas perbuatannya menggunakan narkoba selama ini, sehingga datang secara sukarela dengan keinginan kuat untuk sembuh.
"Dari catatan kami dengan adanya pandemi Covid-19 ini, justru orang yang datang rehab ke sini cukup tinggi. Dengan bulan yang sama di tahun yang berbeda, untuk lalu itu kisaran angka 62 orang, tetapi pada tahun ini mencapai 96 orang," kata Heri kepada RRI, Selasa, (9/5/2020).
Heri mengungkapkan, 96 pasien tersebut menjalani rehabilitasi di Klinik Pratama BNN Kota Mataram.
"Hingga saat ini sebanyak 40 orang sudah selesai melakukan rehabilitasi, artinya tingkat keinginan mereka untuk sembuh itu tinggi," terangnya.
Secara terpisah, konselor pecandu narkoba Adiksi Asikin mengatakan, peningkatan jumlah pasien mengajukan rehabiltasi di tengah pandemi ini salah satunya disebabkan faktor ekonomi berkurang drastis dampak Covid-19, hingga mengalami bokek alias tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebiasaan buruk mengonsumsi narkoba.
"Jelas tidak bisa dipungkiri, setelah adanya pandemi ini mereka tidak punya apa-apa dan memutuskan untuk mengakses rehabilitasi atau rawat jalan," ujarnya.
Kendati begitu, ia meyakini, sebagian besar peserta rehabilitasi didorong kesadaran untuk sembuh.
"Kalau kita melihat sisi positif dari wabah covid-19 ya ini para pengguna ramai-ramai untuk rehab," pungkasnya.
sumber rri.co.id