Jawa Tengah Sapu Bersih KIPP Hari ke-7
Tahap presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) memasuki hari ketujuh. Kali ini, perwakilan dari Jawa Tengah berpartisipasi dalam gelaran KIPP 2020 dengan delapan inovasi yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Surakarta, dan Kabupaten Banjarnegara.
Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempresentasikan empat inovasi. Inovasi
tersebut adalah Pengembangan Sistem Pengelolaan Sediaan Farmasi:
Obat/Alat Habis Pakai Terintegrasi Rekam Media Elektronik (Mangan
Mendoane Rini), Rompi Penganti, Singa Lahir, dan Perawatan Luka Kusta
Menyeluruh dengan Garden Healing Mentoring dan Kolaborasi yang
Terintegrasi (Peluk My Darling dengan Mesra).
Mangan
Mendoane Rini merupakan inovasi untuk menghindari praktik kolusi dan
inefisiensi anggaran pengadaan obat atau alat habis pakai (AHP) di rumah
sakit dengan mengintegrasikan sistem informasi tata kelola sediaan
farmasi. “Ini menjadi catatan kita karena kemungkinan ada inefisiensi
anggaran, ada transaksi yang tidak diketahui, pasien dirugikan, dan
manajemen keuangan tidak bagus,” ungkapnya saat memberikan presentasi di
hadapan para Tim Panel Independen secara virtual, Selasa (07/07).
Sistem ini menjamin pergerakan obat di dalam rumah sakit karena terpantau secara real-time
dan transparan karena semua komponen rumah sakit (manajemen, dokter,
dan apoteker) dapat mengakses secara terbuka. Integrasi tersebut
mencakup perencanaan, pengadaan, persediaan, distribusi, pengadaan,
pendapatan, dan insentif pelayanan.
Selanjutnya
inovasi Rompi Penganti atau Rompi Penuntun dengan Teknologi merupakan
alat bantu bagi penerima manfaat disabilitas sensorik netra dalam
melaksanakan kegiatan orientasi dan mobilitas di dalam maupun di luar
lingkungan panti. Rompi Penganti yang memiliki warna mencolok ini
dibekali dengan sensor jarak, lampu sinyal, dan tanda-tanda
identifikasi. Penerima manfaat bisa melaksanakan fungsi orientasi
mobilitas secara wajar sehingga tidak lagi takut akan media penghalang
jalan, berjalan di malam hari, dan beraktivitas di fasilitas umum.
Kemudian
Inovasi Singa Lahir berupa aplikasi yang dapat membantu pasien
Hemodialisa atau cuci darah dalam pembatasan cairan. Melalui aplikasi
Singa Lahir, pasien dapat menentukan batasan jumlah cairan yang
diperbolehkan dalam tubuh, mencatat konsumsi cairan tubuh, dan
mendapatkan peringatan apabila mengonsumsi cairan berlebih.
Inovasi
terakhir dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah Perawatan Luka
Kusta Menyeluruh dengan Garden Healing Mentoring dan Kolaborasi yang
Terintegrasi (Peluk My Darling dengan Mesra). Inovasi yang dikembangkan
oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelet ini mampu menurunkan angka
kunjungan pasien dari Kabupaten Jepara di Unit Rehabilitasi Kusta.
Manfaat lainnya antara lain menurunkan stigma masyarakat terhadap pasien
kusta, meningkatkan produktivitas kerja pasien kusta, dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Usai
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang memperkenalkan
inovasi Bersatu Tanggulangi Demam Berdarah (Tunggal Dara). Inovasi ini
lahir dari keresahan akan tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Kota Semarang. Pengendalian yang dilakukan antara lain pelaporan pasien
dilakukan secara online dan real-time, pemberitahuan kepada pemangku wilayah dan petugas melalui SMS Gateway, dan pelaporan hasil kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui format SMS kepada server.
Berkat
integrasi sistem dalam Tunggal Dara, pemerintah semakin tanggap dalam
upaya pengendalian kejadian DBD. “Jumlah kasus yang sempat mencapai
5.000 (tahun 2010), pada tahun 2019 tinggal mencapai 426,” terang Wali
Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Kota
Magelang mengakhiri presentasi dan wawancara sesi pertama dengan
membawakan inovasi Inobel I-Stem/Steam yang merupakan inovasi
pembelajaran melalui project based learning. Inovasi ini
mengubah suasana pembelajaran matematika melalui proyek sains. Setelah
diterapkan, hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif anak
meningkat, yaitu keterampilan critical thinking, creativity, collaborative, dan communicative (4C) sebesar 33,1 persen dan sikap kreativitas sebesar 31,9 persen.
Sesi
kedua diawali dengan inovasi Program Kartu Identitas Anak dan Sistem
Relasi Pencatatan Kelahiran dari Kota Surakarta. Pemerintah Kota
Surakarta membuat inovasi terkait kartu identitas untuk membangun database
kependudukan yang valid serta membangun kesadaran masyarakat akan
pentingnya dokumen kependudukan. “Dilatarbelakangi kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap kepemilikan dokumen kependudukan terutama akta
kelahiran,” kata Wali Kota Surakarta F.X Hadi Rudyatmo.
Manfaat
inovasi tersebut adalah terjadi peningkatan cakupan kepemilikan akta
kelahiran anak menjadi 163.521 anak atau 99,49 persen. Pemegang kartu
akan mendapatkan manfaat dari pemerintah seperti akses bantuan kesehatan
dan pendidikan sehingga inovasi tersebut akan meningkatkan tata kelola
pemerintahan dengan memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
Kabupaten
Banjarnegara menutup presentasi pada hari ketujuh dengan inovasi Sistem
Pengendalian Kematian Bayi (Elite Baby). Latar belakang dari inovasi
ini adalah tingginya angka kematian bayi yang diakibatkan oleh
keterlambatan deteksi tanda bahaya, melakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan, dan memberikan pelayanan kesehatan untuk bayi. Saat melakukan
kunjungan, para kader Elite Baby memberikan gelang kendali untuk bayi.
Setiap gelang memiliki warna yang berbeda-beda karena merepresentasikan
risiko yang dihadapi. Dampaknya, grafik kematian bayi menurun dari
sembilan pada tahun 2016 menjadi tiga pada tahun 2019.
sumber menpan.go.id