Highlight

Vaksin Covid-19 Buatan Lokal Sedang Dalam Penelitian

Vaksin Covid-19 buatan anak bangsa kini sedang dalam masa penelitian. Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPPC-19), dr. Reisa Broto Asmoro menyebut, jika prosesnya berjalan lancar sekiranya vaksin lokal yang diharapkan oleh banyak pihak ini akan diproduksi pada pertengahan tahun 2020.
Hal ini diutarakan Reisa dalam konferensi persnya di Media Center GTPPPC-19, Selasa (7/7/2020) petang.
“Ketua konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Kementrian Riset Dan Teknologi, Prof Ali Gufron Mukti memprediksi vaksin lokal akan diproduksi massal dan akan tersedia bagi masyarakat Indonesia tahun 2021,” ujar Reisa.
Menurutnya, sejauh ini vaksin lokal buatan anak bangsa ini telah menyelesaikan 8 dari 15 tahapan yang harus dilalui. Itu artinya separuh dari proses menuju produksi masal telah dilewati.
“Kita patut optimis bahwa Indonesia dapat menghasilkan vaksin Covid-19 sendiri dalam waktu secepatnya. Dari 15 tahapan yang harus dipenuhi, calon vaksin asal Indonesia telah berhasil melalui 8 tahapan dan akan menuju ke-7 langkah berikutnya, di mana proses yang berikut ini membutuhkan waktu yang lebih lama,” jelas Reisa.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam prosesnya Indonesia tidak berjalan sendiri. Perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin buatan lokal ini akan bekerja sama dengan perusaan asal Korea Selatan. Keadaan ini menurut Reisa menunjukkan, bahwa Indonesia tidak sendiri namun banyak negara di dunia ini yang tengah berjuang bersama untuk bisa lepas dari pandemi Covid-19.
“Upaya ini tidak sendiri, perusahaan vaksin Indonesia ada yang bekerja bersama dengan perusahaan Korea Selatan. Bukti bahwa bukan hanya kita di Indonesia yang bergotong-royong, tapi semua masyarakat dunia menunjukkan kekompakan melawan pandemi bersama – sama,” terang Reisa.
Menurut diaa, akan ada kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin. Mereka adalah masyarakat dalam kelompok rentan seperti orang lanjut usia, atau orang dengan kondisi medis bawaan (komorbid).
“Vaksinasi akan diuatamakan kepada populasi beresiko yaitu kaum lanjut usia, dan mereka yang punya penyakit peserta atau komorbit. Saudara-saudari kita yang masuk populasi ini memerlukan sekali perlindungan dari Covid-19,” tambah Reisa.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk mendukung usaha yang ditempuh pemerintah dan para peneliti, serta mendoakan usaha  tersebut dem kdepentingan bersama.
“Mari kita doakan bersama dan kita dukung kesuksesan upaya penting ini,” tambah dr. Reisa.
Sementara itu, perkembangan terhadap penelitian vaksin juga terjadi di beberapa negara. Setidaknya ada beberapa vaksin dalam tahap uji klinis pada saat ini. Ada lima calon vaksin tengah dalam penelitian. Satu di China, tiga di Amerika Serikat, dan dua di Inggris. Ada dan dua ujicoba yang mengambil tempat di Australia, Jerman dan Rusia.
sumber rri.co.id