Vaksin Datang, Jangan Warga Jadi Kelinci Percobaan
Ombudsman Republik Indonesia mempertanyakan kedatangan Vaksin
Covid-19 dari perusahaan asal China, Sinovac, yang sudah tiba di
Indonesia pada Minggu (19/7/2020) lalu.
"Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat sertifikasi? Jangan sampai warga negara Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin," tanya Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie di akun Twitternya, Selasa (21/7/2020).
Diketahui, vaksi sudah berada di PT Bio Farma, setelah diserahkan Kementerian Luar Negeri.
Menanggapi hal itu, Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membalas twit Alvin Lie.
"Sinovac (China), Moderna (AS) & Oxford-AstraZeneca (Inggris) memang sekarang yang terdepan/termaju dalam produksi vaksin #COVIDー19 serta tahap-tahap pengujiannya," tulis Budiman di akun Twitternya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, kerja sama dengan Sinovac Biotech, perusahaan biofarmasi asal Cina ini merupakan konteks diplomasi vaksin yang dilakukan pemerintah dalam jangka pendek.
Indonesia menjajaki dengan beberapa pihak, termasuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang markasnya ada di Norwegia.
"Kerja sama dengan Sinovac Biotech saat ini yang paling maju. Indonesia terlibat clinical trial tahap 3," ujar Teuku.
Untuk jangka menengah atau panjang, kata Teuku, pengembangan vaksin nasional akan dikelola oleh konsorsium nasional.
"Kerja sama dengan Sinovac ini bersifat setara karena kita sudah mempunyai kapasitas produksi dengan skala besar," ujarnya seperti dikutip Tempo.
Vaksin ini belum siap edar, masih harus melalui uji klinis tahap III. PT Bio Farma akan bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk mempersiapkan uji klinis tahap tiga tersebut.
Bio Farma juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika disetujui BPOM, vaksin tersebut ditargetkan bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021.
sumber rri.co.id
"Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat sertifikasi? Jangan sampai warga negara Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin," tanya Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie di akun Twitternya, Selasa (21/7/2020).
Diketahui, vaksi sudah berada di PT Bio Farma, setelah diserahkan Kementerian Luar Negeri.
Menanggapi hal itu, Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membalas twit Alvin Lie.
"Sinovac (China), Moderna (AS) & Oxford-AstraZeneca (Inggris) memang sekarang yang terdepan/termaju dalam produksi vaksin #COVIDー19 serta tahap-tahap pengujiannya," tulis Budiman di akun Twitternya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, kerja sama dengan Sinovac Biotech, perusahaan biofarmasi asal Cina ini merupakan konteks diplomasi vaksin yang dilakukan pemerintah dalam jangka pendek.
Indonesia menjajaki dengan beberapa pihak, termasuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang markasnya ada di Norwegia.
"Kerja sama dengan Sinovac Biotech saat ini yang paling maju. Indonesia terlibat clinical trial tahap 3," ujar Teuku.
Untuk jangka menengah atau panjang, kata Teuku, pengembangan vaksin nasional akan dikelola oleh konsorsium nasional.
"Kerja sama dengan Sinovac ini bersifat setara karena kita sudah mempunyai kapasitas produksi dengan skala besar," ujarnya seperti dikutip Tempo.
Vaksin ini belum siap edar, masih harus melalui uji klinis tahap III. PT Bio Farma akan bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk mempersiapkan uji klinis tahap tiga tersebut.
Bio Farma juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika disetujui BPOM, vaksin tersebut ditargetkan bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021.
sumber rri.co.id