Cara Bandingkan Sakit Tenggorokan dengan Corona
Hal tersebut disandingkan karena gejala awal pasien positif corona pasti akan terganggu di bagian alat pernapasan, sebab itu tidak heran jika sakit tenggorokkan disandingkan sebagai gejala Covid-19.
Nyeri tenggorokan memang merupakan masalah umum yang kerap terjadi di kesehatan seseorang. Akan tetapi, nyeri tenggorokan tidak selalu disebabkan oleh infeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19.
Namun, ada berbagai hal lain yang juga bisa menyebabkan terjadinya nyeri tenggorokan. Berikut beberapa penyebab nyeri tenggorokan, yang berhasil RRI rangkum dari Men's Health. Diantaranya:
1. Flu
Flu sering dianggap sama seperti pilek biasa atau common cold. Padahal, keduanya adalah masalah yang berbeda. Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza.
Penderita flu bisa merasakan beragam gejala, seperti tenggorokan terbakar, demam, panas-dingin, hidung tersumbat, sakit kepala, serta perasaan tidak enak badan. Penderita flu juga biasanya bisa membaik dalam hitungan hari dengan istirahat yang cukup, obat pereda nyeri, seperti Tylenol atau Advil dan bahkan semangkuk sup ayam hangat.
Bila nyeri tenggorokan atau gejala lainnya terasa memburuk atau berlangsung lebih dari dua pekan, penderita flu disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Misalnya, nyeri tenggorokan disertai dengan demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi, panas-dingin atau nyeri di badan, kesulitan mengunyah atau menelan atau nyeri di leher.
2. Mononukleosis
Mononukleosis disebabkan oleh virus Epstein Barr. Penyakit ini sangat menular melalui cairan tubuh seperti air liur.
Salah satu gejala dari mononukleosis adalah nyeri tenggorokan yang berat. Gejala ini umumnya disertai dengan gejala lain seperti kelelahan ekstrem, demam, nyeri tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak, pembengkakan limpa, dan bercak merah pada kulit.
Infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, komplikasi yang serius bisa terjadi. Periksakan diri ke dokter bila kondisi tak membaik dalam waktu satu pekan atau lebih.
3. Alergi
Alergi atau iritasi dan perasaan seperti terbakar pada tenggorokan bisa disebabkan oleh reaksi alergi terhadap serbuk sari, debu, asap rokok, jamur. atau kulit mati hewan.
Obat bebas dapat meringankan gejala akibat reaksi alergi. Namun, akan lebih baik menghindari pemicu alergi sebagai upaya pencegahan.
4. Tonsilitis
Tonsilitis atau radang amandel dapat memicu gejala nyeri pada tenggorokan. Gejala lainnya adalah amandel yang memerah dan membengkak atua memiliki bercak putih, lapisan putih atau kuning pada lidah, leher kaku, dan bau mulut. Kabar baiknya, infeksi virus ini bisa membaik dengan sendirinya dalam waktu empat hingga 10 hari.
5. Pilek
Dan penyebab sakit tenggorokkan terakhir, bisa disebabkan oleh penyakit pilek. Pilek merupakan penyebab paling umum terjadinya nyeri tenggorokan atau faringitis.
Tenggorokan yang terasa gatal sering kali menjadi gejala pertama yang muncul dari pilek. Gejala ini kemudian diikuti oleh keluarnya ingus, bersin, batuk, dan kelelahan.
Seseorang biasanya bisa pulih dari pilek dalam waktu beberapa hari. Beberapa obat seperti ibuprofen dan asetaminofen dan bahkan teh hangat dapat membantu meredakan rasa terbakar pada tenggorokan ketika pilek.